Ikuti Kami

Kent Minta Anies Atasi Kesulitan Air Bersih di Rusunami

Kesulitan air bersih yang dialami warga penghuni Rusunami City Garden, Cengkareng, Jakarta Barat yang sudah dialami selama 12 tahun. 

Kent Minta Anies Atasi Kesulitan Air Bersih di Rusunami
Anggota DPRD DKI Jakarta, Hardiyanto Kenneth.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPRD DKI Jakarta, Hardiyanto Kenneth meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan turun tangan mengatasi kesulitan air bersih yang dialami warga penghuni Rusunami City Garden, Cengkareng, Jakarta Barat yang sudah dialami selama 12 tahun. 

Menurut Kenneth, warga setempat selama ini harus merogoh kocek Rp 300 ribu per unit demi membayar air tanki tiap bulannya. Bahkan meski sudah membayar mahal, air yang diterima juga belum maksimal karena harus menggunakan sistem buka-tutup tiap siang dan malam hari.

Atas masalah ini, Kenneth pun mengaku sudah meminta bantuan kepada BUMD PAM Jaya untuk mengirimkan lima tanki mobil air bersih tambahan belakangan ini. Namun, ia menilai cara ini belum cukup karena tidak bisa menjadi solusi utama.

Baca: Yuke Desak Akses Air Bersih di Rusunami City Garden

"Kalau bentuknya seperti ini (pengiriman tangki air bersih) bukan solusi, itu sifatnya hanya sementara, seharusnya segera dibangun infrastruktur air bersih untuk warga agar bisa melayani penghuni Rusunami City Garden," ujar Kenneth kepada wartawan, Rabu (6/4).

Karena itu, Keneth meminta kepada Gubernur Anies segera menginstruksikan PAM Jaya untuk membangun infrastruktur air bersih di lingkungan Rusunami City Garden. Penghuni tidak mungkin mengharapkan sumber air lain seperti air tanah karena kualitasnya buruk.

"Pak Anies harus hadir dalam urusan ini dan harus bisa memberikan solusi untuk warga City Garden. Setiap bulan penghuni harus membayar paling sedikit Rp 300 ribu, biaya itu lebih mahal dari pada berlangganan air dari PAM Jaya, PAM Jaya harus berani mengambil sikap yang arif terkait permasalahan ini. Saya rasa enggak perlu lah saya ngajar bebek untuk berenang," jelasnya.

Anggota Komisi D DPRD DKI ini juga mengritisi proyek Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta soal air perpipaan di waduk Sunter dan Tomang. Padahal, rencana ini dinilai salah satu solusi mengurangi penggunaan air tanah di Ibu Kota, dengan membangun banyak stasioner instalasi pengendalian air (IPA).

Baca: Yuke Soroti Masih Adanya Krisis Air Bersih

"Proyek perpipaan hanya bentuk omong kosong sajalah menurut saya, tapi tidak ada kejelasan hingga saat ini. Katanya IPA dibangun di waduk Sunter dan Tomang, tapi nyatanya saat ini masih banyak warga Jakarta belum mendapatkan air bersih secara adil dan merata," ucapnya.

Ia juga menyarankan Pemprov DKI Jakarta untuk mencontoh kasus krisis air bersih yang sudah dilewati oleh warga Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Kini mereka sudah tidak perlu pusing untuk mendapatkan air bersih setelah adanya bantuan pembangunan tower air bersih yang berasal dari Embung Kedungsambi yang jaraknya kurang lebih 1,5 km.

"Pemda DKI harus bisa melakukan berani melakukan terobosan terkait teknologi pengembangan air bersih ini, di balik APBD-nya yang super fantastis, harus di imbangi dengan pelayanan ke masyarakat yang merata dan berkeadilan, jangan hanya fokus ke Formula E melulu," imbuh Kenneth.

Quote