Jakarta, Gesuri.id - Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan menegaskan pentingnya perhatian pemerintah terhadap wilayah perbatasan sebagai wajah Indonesia di mata dunia.
“Perbatasan ini adalah garda terdepan Republik Indonesia dan merupakan etalase yakni Indonesia dengan negara tetangga kita Malaysia dan Brunei Darussalam. Oleh sebab itu, tentu perbatasan ini menjadi daerah prioritas yang di setiap saat, di setiap momen, pemerintah mesti hadir. Sehingga tidak ada kesenjangan antara Malaysia dan Indonesia,” kata Krisantus saat menghadiri peresmian Rumah Betang Labak Nyeru di Dusun Sontas, Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, dikutip Rabu (12/11).
Ia menambahkan, kegiatan peresmian Rumah Betang juga menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam melestarikan budaya lokal. Menurutnya, budaya merupakan jati diri yang harus dipertahankan di era teknologi danglobalisasi saat ini.
“Budaya itu adalah jati diri sebuah komunitas atau suku. Di era teknologi dan globalisasi ini, komunitas yang tidak menjaga budayanya akan hilang ditelan masa,” ujarnya.
Ia menilai, pelestarian budaya merupakan satu-satunya cara untuk mempertahankan eksistensi masyarakat adat. Ia juga mendorong adanya kerja sama budaya antara Indonesia dan Malaysia sebagai wujud penguatan hubungan lintas batas.
“Saya berkeinginan agar ke depan ada pertukaran budaya, kerja sama budaya antara Indonesia dan Malaysia,” tuturnya.
Krisantus mencontohkan kegiatan Pekan Gawai Dayak yang digelar di Jakarta sebagai salah satu upaya memperkenalkan budaya Dayak ke tingkat nasional. Ia berharap kegiatan budaya dapat terus digalakkan di berbagai daerah agar kebudayaan Dayak semakin dikenal luas dan menjadi kebanggaan masyarakat Kalimantan Barat.
“Tujuannya agar bukan hanya Dayak yang melestarikan budayanya, tetapi suku-suku lain di seluruh Republik Indonesia ini bisa mengetahui bagaimana kebudayaan Dayak. Dengan demikian, kebudayaan Dayak akan menjadi nasional bahkan mendunia,” ucapnya.
