Jakarta, Gesuri.id - Ketua Komisi V DPR Lasarus mengaku sedih karena Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) ternyata belum memiliki alat untuk mencari lokasi kapal tenggelam karena masalah anggaran.
Menurut Lasarus, hal tersebut ironis karena mayoritas wilayah Indonesia adalah lautan sehingga potensi terjadinya kecelakaan kapal tenggelam sangat besar.
"Harusnya, Pak, negara sebesar kita, dengan laut 2/3, wilayah kita ini kan laut, hanya sepertiga daratan, kemungkinan potensi bencana di laut ini sangat besar sekali. Peralatan yang dibutuhkan sekadar untuk mencari di mana kapal laut saja kita belum punya. Bapak bilang terkendala anggaran, sedih juga kita teman-teman di Komisi V ini," ujar Lasarus dalam rapat dengan Basarnas, Senin (7/7/2025).
Lasarus mengaku pernah membuat surat ke pimpinan DPR supaya bisa meminta anggaran tambahan bagi Basarnas.
Namun, Komisi V DPR gagal mendapatkan surat tembusan untuk ke Kementerian Keuangan itu.
"Ya inilah akibatnya, sampai sekarang ini sampai alat yang Bapak butuhkan saja untuk mencari di mana barang obyek itu berada enggak punya. Bagaimana kita kerja, Pak? Khusus untuk mencari korban-korban yang kemungkinan terperangkap di dalam (kapal tenggelam)," ujar Lasarus.
"Bagaimana mencari mereka yang terperangkap di dalam? Bagaimana kalau kapalnya enggak bisa kita temukan atau mencarinya tidak ada. Ini jadi PR bersama," kata dia.
Maka dari itu, Lasarus meminta Kepala Basarnas M Syafi'i untuk memanfaatkan anggaran ke hal-hal prinsip terlebih dahulu.
Dia mendesak agar keperluan yang tidak terlalu penting bisa ditunda dulu.
"Kami mohonkan pemanfaatan anggaran itu kalau boleh ke hal-hal yang prinsip dulu. Di luar hal prinsip yang bisa ditunda-tunda dulu. Menurut saya alat sonar ini prinsip, operator itu prinsip. Jadi kalau kita ada alatnya, harus nyari operator dari luar, entah kapan, Pak. Saya rasa anak bangsa ini pintar-pintar, Pak," ujar Lasarus.