Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, MY Esti Wijayati menyoroti isu ketidakadilan sosial dalam pendidikan yang dinilai berbenturan dengan nilai-nilai Pancasila.
Ia menyampaikan, adanya pengelompokan (klasterisasi) siswa dan mahasiswa, baik yang berasal dari kalangan sangat miskin, maupun yang dianggap ‘pintar’ atau elit, menjadi salah satu pekerjaan rumah besar bagi Komisi X DPR RI.
Dalam kunjungan kerja Komisi X ke kantor Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VII Surabaya, MY Esti menegaskan isu tersebut merupakan bagian dari perjuangan Komisi X DPR RI untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih adil dan merata. Perjuangan ini juga mencakup persoalan anggaran yang selama ini dinilai tidak proporsional.
“Kami sedang berjuang untuk itu,” ujar MY Esti dikutip dari Parlementaria, Kamis (28/8/2025)
Ia berharap, langkah ini dapat menguatkan peran Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) agar dana pendidikan bisa lebih optimal. Apalagi, Komisi X DPR RI juga tengah berjuang menaikkan anggaran bagi perguruan tinggi, termasuk besaran KIP Kuliah dan dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Swasta (BOPTS).
My Esti menilai, adanya klaster dalam pendidikan ini bertentangan dengan prinsip keadilan sosial.
“Ini berbenturan bagi kita yang mengatakan soal Pancasila, soal keadilan sosial, soal kemanusiaan. Namun seolah-olah ada klaster, klaster sangat miskin dan klaster yang pintar. Ini juga menjadi PR kami ke depan,” tegasnya.
