Ikuti Kami

Nyoman Parta Tegaskan Pentingnya Inovasi dan Sertifikasi di Politeknik

Parta mendukung transformasi politeknik menjadi Universitas Terapan (Applied University), yang menjadi salah satu isu utama dalam Rakernas

Nyoman Parta Tegaskan Pentingnya Inovasi dan Sertifikasi di Politeknik
Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDI Perjuangan I Nyoman Parta - Foto: Capture IG PIB College Bali

Tabanan, Gesuri.id – Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, I Nyoman Parta, menegaskan pentingnya inovasi dalam pendidikan vokasi guna menjamin kesiapan lulusan menghadapi dunia kerja yang semakin kompetitif. 

Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV Tahun 2025 Perhimpunan Politeknik Swasta (PELITA) Indonesia di Politeknik Internasional Bali (PIB) College, Tabanan, yang berlangsung pada 8–11 Oktober 2025.

Dalam paparannya, Parta menekankan bahwa inovasi dalam pendidikan vokasi harus berlandaskan empat pilar utama, agar politeknik mampu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, kompeten, dan berdaya saing global. 

Empat pilar tersebut sejalan dengan komitmen PELITA untuk memperjuangkan kesetaraan antara pendidikan tinggi akademik dan vokasi.

Pertama, menurut Parta, program teaching factory harus menjadi bagian integral dalam proses pembelajaran di politeknik. Melalui program ini, mahasiswa dapat belajar sambil memproduksi barang atau jasa nyata bersama industri.

“Dengan teaching factory, proses belajar tidak hanya berhenti pada teori, tetapi juga menghasilkan produk bernilai jual sesuai standar industri,” ujarnya.

Kedua, ia menekankan pentingnya lingkungan belajar yang menyerupai dunia kerja nyata. Menurutnya, suasana kampus vokasi perlu dirancang agar mendekati kondisi kerja profesional sehingga lulusan tidak memerlukan waktu lama untuk beradaptasi di lapangan kerja.

Ketiga, Parta mengingatkan pentingnya peningkatan soft skills tambahan di era digital. Mahasiswa, kata dia, harus memiliki kemampuan seperti penguasaan teknologi informasi, keterampilan digital, hingga kemampuan mengedit video. 

“Soft skills menjadi pelengkap kompetensi teknis agar lulusan lebih adaptif dan memiliki nilai tambah di dunia kerja,” terangnya.

Keempat, sertifikasi kompetensi menjadi syarat wajib bagi setiap lulusan vokasi. Sertifikat tersebut, lanjutnya, merupakan jaminan mutu dan pengakuan resmi atas kemampuan yang dimiliki lulusan, sekaligus mempermudah mereka bersaing di pasar kerja global.

Selain itu, Nyoman Parta juga menyatakan dukungannya terhadap transformasi politeknik menjadi Universitas Terapan (Applied University), yang menjadi salah satu isu utama dalam Rakernas IV PELITA. Ia menilai, transformasi tersebut merupakan langkah rasional untuk menjawab ketimpangan antara pendidikan tinggi dan kebutuhan industri.

“Transformasi politeknik menjadi universitas terapan merupakan kebutuhan mendesak untuk mengatasi ketimpangan antara pendidikan dan kebutuhan industri,” tegas Parta. 

“Banyak lulusan perguruan tinggi akademik yang bekerja tidak sesuai dengan bidang studinya. Kampus vokasi harus menjadi solusi untuk mencetak lulusan yang siap kerja, relevan, dan berdaya saing global.”

Parta pun berharap pemerintah memberikan dukungan yang setara kepada perguruan tinggi vokasi, baik negeri maupun swasta. “Dengan dukungan penuh, universitas vokasi akan mampu menjawab tantangan dunia kerja sekaligus meningkatkan kualitas SDM Indonesia,” pungkasnya.

Quote