Ikuti Kami

Samuel Tekankan Pentingnya Keseimbangan Antara Nilai-nilai Tradisi & Kemampuan Teknologi Tinggi

Populasi lebih dari 280 juta jiwa kini telah menjadi bagian dari masyarakat global sehingga persaingan generasi muda semakin terbuka. 

Samuel Tekankan Pentingnya Keseimbangan Antara Nilai-nilai Tradisi & Kemampuan Teknologi Tinggi
Anggota Komisi VII DPR RI, Samuel JD Wattimena.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VII DPR RI, Samuel JD Wattimena, menekankan pentingnya keseimbangan antara nilai-nilai tradisi bangsa dengan kemampuan teknologi tinggi bagi generasi muda Indonesia.

Samuel menjelaskan bahwa Indonesia dengan populasi lebih dari 280 juta jiwa kini telah menjadi bagian dari masyarakat global sehingga persaingan generasi muda semakin terbuka. 

“Generasi muda kita ini pesaingnya adalah dunia. Endapan tradisi negeri ini adalah modal besar, tetapi untuk menjadi bagian dari industri global, mereka harus masuk ke dalam high-end industry,” kata Samuel dalam Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR ke PT Len Industri (Persero), Senin (8/12).

BaCa: Ganjar Minta Dana Pemda yang Mengendap

Samuel menyayangkan bahwa saat ini kualitas pendidikan di Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Menurutnya, pemerataan pendidikan tidak dapat dipisahkan dari pemerataan industri teknologi tinggi.

“Penyebaran pendidikan akan efektif kalau perusahaan-perusahaan berteknologi tinggi tidak hanya terpusat di Jawa. Harus ada pendistribusian agar akses dan kesempatan masyarakat di daerah lain meningkat,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Samuel juga mempertanyakan kesiapan industri nasional dalam menyeimbangkan penggunaan teknologi robotik dengan daya serap tenaga kerja lokal. 

“Ke depan, banyak hal akan robotik, tetapi penerapannya harus melihat kondisi masyarakat setempat. Harus ada keseimbangan antara industrialisasi dan kapasitas manusianya,” tambah Samuel.

Menanggapi persoalan tenaga kerja di sektor teknologi, Samuel menyebut bahwa salah satu tantangan utama adalah kurangnya apresiasi terhadap SDM unggul di Indonesia. 

“Banyak anak-anak pintar kita sekolah di luar negeri, tetapi tidak kembali ke Indonesia. Masalahnya apresiasi yang mereka terima tidak berimbang,” ungkapnya.

BaCa: Ganjar Ingatkan Anak Muda Harus Jadi Subjek Perubahan

Ia menegaskan bahwa persoalan ini harus menjadi perhatian serius pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan, termasuk BUMN strategis seperti PT Len Industri. Samuel juga menyinggung maraknya praktik korupsi yang menyebabkan ruang apresiasi terhadap talenta Indonesia semakin sempit.

“Kalau kita mendengar korupsi ratusan triliun yang tersebar di berbagai bidang, tentu kita prihatin. Kalau hal ini bisa direm, apresiasi terhadap orang-orang pintar ini bisa dijalankan,” tegasnya.

Menurutnya, meningkatkan penghargaan terhadap talenta nasional harus menjadi kesadaran kolektif. “Kita tidak kekurangan orang pintar. Yang kurang adalah apresiasi terhadap mereka. Ini PR besar negeri ini,” tutup Samuel.

Quote