Ikuti Kami

Sofwan Dedy: PDI Perjuangan di Garda Terdepan Lawan Mafia Tanah dan Tegakkan Keadilan Agraria

Perlawanan terhadap mafia tanah bukan sekadar isu hukum, melainkan perjuangan ideologis untuk mengembalikan tanah kepada rakyat

Sofwan Dedy: PDI Perjuangan di Garda Terdepan Lawan Mafia Tanah dan Tegakkan Keadilan Agraria
Sofwan Dedy A dalam acara Panggung Demokrasi Rakyat Jilid 3 bertema “Gebuk Mafia Tanah Rakyat, Wujudkan Reforma Agraria Sejati” yang diselenggarakan oleh DPC Banteng Muda Indonesia (BMI) Jakarta Timur dan DPC PDI Perjuangan Jakarta Timur, di halaman Gedung DPC PDI Perjuangan Jakarta Timur, Minggu (12/10/2025) - Foto: Mediapatriot.co.id

Jakarta, Gesuri.id – Politisi PDI Perjuangan sekaligus Anggota DPR RI, Sofwan Dedy A, menegaskan bahwa perjuangan melawan mafia tanah adalah bagian dari misi ideologis partainya untuk menegakkan kedaulatan rakyat atas tanah dan sumber kehidupan. Melalui kerja Panitia Khusus (Pansus) Konflik Agraria DPR RI, PDI Perjuangan berkomitmen menjadi garda terdepan dalam mewujudkan reforma agraria sejati di Indonesia.

Pernyataan tersebut disampaikan Sofwan Dedy A dalam acara Panggung Demokrasi Rakyat Jilid 3 bertema “Gebuk Mafia Tanah Rakyat, Wujudkan Reforma Agraria Sejati” yang diselenggarakan oleh DPC Banteng Muda Indonesia (BMI) Jakarta Timur dan DPC PDI Perjuangan Jakarta Timur, di halaman Gedung DPC PDI Perjuangan Jakarta Timur, Minggu (12/10/2025).

Dalam orasinya, Sofwan menegaskan bahwa perlawanan terhadap mafia tanah bukan sekadar isu hukum, melainkan perjuangan ideologis untuk mengembalikan tanah kepada rakyat.

“Banteng tidak pernah mundur ketika menghadapi musuh rakyat. Kita hadapi bersama, yang lemah kita lindungi, yang kuat maju di depan. Itulah semangat gotong royong yang diajarkan Bung Karno,” tegas Sofwan.

Ia menjelaskan, pembentukan Pansus Konflik Agraria DPR RI merupakan bentuk keseriusan negara untuk memutus rantai ketidakadilan di sektor pertanahan. Sofwan menekankan bahwa gerakan ini harus melibatkan kolaborasi antara rakyat, pemerintah, dan wakil rakyat dalam menelusuri praktik mafia tanah yang kerap bersembunyi di balik kekuasaan.

“Pertempuran ini tidak hanya di atas panggung, tetapi juga di ‘gorong-gorong’ mencari data di bawah permukaan dan di dalam sistem menghadapi ‘tikus-tikus’ perampas hak rakyat,” ujarnya.

“Senjata utama kita adalah data dan informasi akurat. Dengan itu, para mafia tanah tidak akan bisa berkelit,” sambungnya.

Sofwan juga mengajak masyarakat untuk aktif melaporkan dan menyerahkan data terkait konflik tanah agar bisa ditindaklanjuti oleh DPR RI dan aparat penegak hukum.

“Saya tunggu data dari para warga. Dengan data konkret, kami di DPR bisa menindaklanjuti dan memastikan mafia tanah tidak lagi berkutik. Terima kasih kepada Pak Rio dan jajaran DPC PDI Perjuangan Jakarta Timur yang telah membuka ruang perjuangan rakyat melalui panggung demokrasi ini,” katanya.

Politisi asal Dapil Jawa Tengah itu menegaskan, PDI Perjuangan tidak akan pernah meninggalkan rakyat kecil dalam perjuangan agraria.

“Reforma agraria sejati bukan hanya tentang pembagian tanah, tapi tentang mengembalikan hak rakyat atas sumber kehidupannya. Itulah perjuangan PDI Perjuangan,” pungkas Sofwan.

Acara Panggung Demokrasi Rakyat Jilid 3 menjadi simbol konsolidasi politik dan sosial untuk memperkuat gerakan rakyat melawan mafia tanah. PDI Perjuangan, melalui kader-kadernya di parlemen dan akar rumput, meneguhkan komitmen untuk terus mengawal cita-cita keadilan agraria di bumi Indonesia.

Quote