Ikuti Kami

Ahistoris "Mainkan" Isu Agama untuk Kekuasaan

Bangsa Indonesia sudah bertekad bersatu melalui suatu peristiwa bersejarah yaitu Sumpah Pemuda.

Ahistoris
Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Andi Ridwan Wattiri.

Jakarta, Gesuri.id - Bendahara Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) yang juga Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Andi Ridwan Wattiri menilai penggunaan isu agama untuk tujuan kekuasaan di tahun politik sebagai ahistoris atau tidak memiliki akar sejarah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Tidak ada dalam sejarah Indonesia kita membeda-bedakan agama, suku, dan perbedaan. Bangsa ini pra atau pasca-kemerdekaan selalu ditandai dengan perpaduan perbedaan, selalu rukun,” kata Andi Ridwan, Jakarta, (27/2).

Menurut Politisi PDI Perjuangan dapil Sulawesi Selatan ini, jauh sebelum Indonesia merdeka bangsa kita sudah bertekad bersatu dengan satu peristiwa bersejarah yang menggoncangkan dunia yaitu Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. 

"Setelah itu disusul dengan Proklamasi 17 Agustus 1945 dan Pancasila sebagai dasar dan idiologi negara," jelasnya.

Dia kemudian memaknai muatan nilai-nilai Pancasila yang menjunjung kebinnekaan. Baik itu keberagaman budaya, suku, ras, agama dan berbagai macam kekayaan lain yang dimiliki bangsa ini. 

"Saya pikir ini sudah menjadi komitmen pemuda, pemudi serta bangsa Bangsa Indonesia sejak awal,” ujarnya.

Andi menambahkan, tidak mudah mempersatukan perbedaan-perbedaan tersebut tanpa adanya satu pedoman dan prinsip hidup yang sama.

"Oleh karenanya, atas ide brilian Bung Karno, ditetapkanlah Pancasila sebagai pandangan hidup dan alat pemersatu bangsa," terangnya.

Hanya dengan Pancasila, lanjut dia, Indonesia dengan kekayaan yang ada sanggup menjadi bangsa yang satu jiwa, satu bangsa yang punya satu solidaritas besar. 

"Adanya Pancasila sebagai dasar negara, maka jelaslah apa yang hendak dituju bangsa Indonesia,” tuturnya.

Lebih jauh ia mengimbau anak bangsa untuk tidak saling memperdebatkan perbedaan dan bersama-sama menghargai perbedaan sebagai anugrah dari Sang Maha Pencipta. 

"Sehingga kita bisa menjadi bangsa yang rukun dan damai. Biarlah kita berbeda-beda asal tetap sama dalam Pancasila," ujarnya.

Dia menambahkan, dengan menumbuhkan sikap gotong royong dan tidak mementingkan kelompok secara berlebihan, konflik antaretnik dan konflik antaragama ataupun konflik dalam satu agama bisa kita hindari.

"Dengan begitu, dunia akan takjub melihat betapa besarnya Indonesia itu,” tutup Andi Ridwan.

Quote