Ikuti Kami

Hasto: Jokowi Sudah 'Tabok' Mafia Impor

Selama menjabat sebagai kepala negara, Jokowi sudah kerap 'menabok' para pelaku kriminalisasi dan mafia impor.

Hasto: Jokowi Sudah 'Tabok' Mafia Impor
Rombongan Safari Politik Kebangsaan PDI Perjuangan Terima Deklarasi Dukungan Komunitas UMKM di Garut untuk Jokowi-Ma'ruf Amin, Jawa Barat, Sabtu (24/11). Foto: Gesuri.id/ Gabriella Thesa Widiari.

Garut, Gesuri.id - Juru bicara badan pemenangan nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak menyindir pernyataan Presiden RI Joko Widodo yang ingin menabok penyebar hoaks tentang dirinya. Menurutnya yang harus ditabok adalah orang yang kerap melakukan kriminalisasi dan mafia impor.

Sindirian Dahnil ini pun dikomentari oleh Sekretaris tim kampanye nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto. Menurutnya, selama menjabat sebagai kepala negara, Jokowi sudah kerap 'menabok' para pelaku kriminalisasi dan mafia impor.

Baca: Hasto Ungkap Makna Kiasan 'Tabok' oleh Jokowi

Salah satunya ialah mencegah terjadinya ilegal fisihing yang kerap terjadi di perairan Tanah Air, dengan cara menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan tersebut.

"Ya terus dilakukan kan kalau kita lihat kan upaya-upaya untuk menertibkan illegal fishing dulu gila-gilaan, kapal-kapal sudah ditenggalamkan dan akhirnya kita punya sumber daya laut yang jauh lebih melimpah, simber ikan kita," ungkap Hasto kepada wartawan di sela-sela Safari Kebangsaan PDI Perjuangan Jilid II di Garut, Jawa Barat, Sabtu (24/11).

Tindakan Jokowi ini menurut Hasto adalah ketegasan pemerintahan Jokowi dalam memerangi illegal fishing. Tak hanya itu, impor-impor ilegal pun sudah banyak yang ditindak.

"Itu kan juga menunjukkan ketegasan bagaimana illegal fishing diperangi, bagaimana kemudian operasi untuk mencegah impor-impor ilegal melalui perpajakan yang baik itukan juga dilakukan," ucap Hasto.

Baca: Presiden Jokowi Silaturahim dengan Tokoh Agama se-Sumsel

Lebih lanjut, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan ini mengatakan saat ini pemerintahan Jokowi tengah mengembalikan Indonesia ke jalur pembangunan.

"Kalau masih ada kekurangan karena kerusakan selama 32 tahun itu memang luar biasa dan kemudian orde reformasi 10 tahun kita terlalu asik dengan urusan-urusan politik, Pak Jokowi membalikkan track lagi dengan urusan kerja," imbuhnya.

Quote