Ikuti Kami

Ini Sosok Ima Mahdiah Mantan Staf Ahok BTP Kembali Lolos DPRD DKI Jakarta

Ima Mahdiah mantan staf Ahok/Basuki Tjajaha Purnama (BTP) kelahiran Jakarta, 23 Juni 1991 beragama Islam.

Ini Sosok Ima Mahdiah Mantan Staf Ahok BTP Kembali Lolos DPRD DKI Jakarta
Ima Mahdiah.

Jakarta, Gesuri.id - Sosok Ima Mahdiah politisi perempuan muda PDI Perjuangan kembali berhasil mempertahankan prestasinya dengan meraih kursi di Dapil DKI Jakarta 10 yang meliputi Kecamatan Taman Sari, Grogol, Petamburan, Palmerah, Kebon Jeruk, dan Kembangan untuk anggota DPRD DKI Jakarta periode 2024-2029.

Ima Mahdiah mantan staf Ahok/Basuki Tjajaha Purnama (BTP) kelahiran Jakarta, 23 Juni 1991 beragama Islam yang beralamat di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. 

Pemilu 2024 ini merupakan yang kedua bagi Ima Mahdiah maju sebagai caleg DPRD DKI Jakarta.

Pada pemilu 2019, Ima Mahdiah sebagai pendatang baru berhasil duduk sebagai anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta Periode 2019-2024.

Ketika itu, Ima memperoleh suara tertinggi yakni 30.591 di Daerah Pemilihan (Dapil) 10.

Awal mula maju sebagai caelg DPRD DKI Jakarta, ia langsung diperkenalkan Ahok/Basuki Tjajaha Purnama (BTP).

"Saya perkenalkan, Ima Mahdiah, salah satu Staf saya sejak tahun 2011. Ima maju sebagai Caleg dalam pemilihan anggota DPRD DKI Jakarta di Dapil 10. Ima mencalonkan diri sebagai calon anggota DPRD DKI untuk memastikan Pemprov DKI tetap menjalankan program yang pro-rakyat. Melalui Ima, saya akan pantau perkembangan Pemprov DKI. Ima termasuk konsisten, dia lebih matang dan lebih tenang. Jadi saya katakan, kamu (Ima) harus masuk! Kita perlu kirim banyak orang untuk jaga uang rakyat di APBD,"kata Ahok kala itu.

Ternyata hingga saat ini, kinerja Ima Mahdiah tetap dipantau Ahok.  Hal itu terpantau dari pengakuan Ima melalui akun Instagram Ahok.

"Terima kasih pak @basukibtp sudah mereview laporan kerja saya di tahun 2019-2023. Semoga ke depan semakin lebih baik lagi dalam pelayanan dan memperjuangkan keadilan sosial. Merdeka!" tulis Ima Mahdiah. 

Selama menjadi anggota DPRD DKI Jakarta periode 2019-2024, Ima Mahdiah turut melampirkan hasil kinerjanya melalui media sosial dan menyampaikan tekadnya kembali maju sebagai caleg DPRD DKI Jakarta untuk Periode 2024-2029.

"Mohon dukungan warga Grogol, Petamburan, Kembangan, Kebon Jeruk, Tamansari, Palmerah. 2024 saya Nyaleg lagi. Laporan kerja klik link di sini linktr.ee/imamahdiah,"tulis Ima.

Berdasarkan real count Sirekap KPU di pemilu2024.KPU yang terpantau Tribun-medan.com pada Senin (4/3/2024), Ima Mahdiah salah satu memperoleh suara tertinggi dari 10 caleg PDI Perjuangan yang bertarung di Dapil DKI Jakarta 10.

Mereka caleg PDIP di DKI Jakarta 10 yang sementara ini memperoleh suara tertinggi di real count KPU dari 1.662 dari 3.584 TPS atau 46.37 persen data masuk ialah:

1. Ima Mahdiah: 4.974 suara.

2. dr. Tjen Stephanie Octavia: 5.272 suara.

3. Hardiyanto Kenneth: 4.164 suara.

4. Merry Hotma 2.337 suara.

Sosok Ima Mahdiah

Ima Mahdiah (32), sosok perempuan pendatang baru yang berhasil duduk sebagai anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta Periode 2019-2024.

Ima memperoleh suara tertinggi yakni 30.591 di Daerah Pemilihan (Dapil) 10 yang meliputi Kecamatan Palmerah, Tamansari, Grogol, Petamburan, Kebon Jeruk, dan Kembangan.

Dikutip dari dprd-dkijakartaprov.go.id, niat Ima maju sebagai caleg DPRD DKI Jakarta bermula pada saat menjadi mahasiswa jurusan Hubungan Internasional di Universitas Paramadina.

Ketika itu, Ima kesulitan mencari anggota DPR RI yang mau dijadikan narasumber untuk tugas kuliahnya. Bahkan tak ada satu pun yang merespon.

Setelah menanti lama, akhirnya ia mengikuti saran temannya untuk menghubungi salah satu anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi Golkar, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

“Waktu itu tahun 2010, saya masih semester 1 di jurusan Hubungan Internasional Universitas Paramadina. Saya mendapat tugas mengikuti keseharian anggota DPR,” ujar dia.

Awalnya, Ima mengaku tak terlalu senang karena sosok Ahok belum terlalu dikenal banyak orang.

Namun rasa pesimistisnya berubah saat melihat Ahok bersuara paling lantang saat pembahasan pengadaan e-KTP yang sedang bergulir di Komisi II DPR RI.

Kekagumannya semakin bertambah saat ia mengikuti Ahok turun langsung menemui konstituennya di Belitung saat Reses.

“Lima hari mengikuti Pak Ahok di Dapil (daerah pemilihan)nya, saya benar-benar kewalahan. Setiap hari dari pagi sampai tengah malam tak pernah berhenti menemui warga,” kata Ima.

Meski tugas kuliahnya sudah rampung, perempuan kelahiran Jakarta 23 Juni 1991 ini tetap menjalin komunikasi dengan Ahok.

Bahkan Ima juga menjadi relawan saat Ahok maju sebagai Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta di Pilkada DKI 2012.

Alhasil setelah itu Ima Mahdiah diajak sebagai stafnya.

Saat Ahok menjabat sebagai wakil gubernur pada 2012 hingga jadi Gubernur DKI Jakarta hingga lengser pada 2017, Ima Mahdiah setia menjadi staf Ahok.

Pengalaman bersama Ahok akhirnya mengantar Ima maju sebagai Caleg (calon legislatif) DPRD DKI di Pemilu Tahun 2019.

“Saya bersyukur pernah digembleng dari saya awal kuliah sampai saat ini,”ujar Ima.

Tak terlupakan, Ima Mahdiah juga pernah diajar oleh Bima Arya Sugiarto yang kini menjadi Wali Kota Bogor.

Fakta-fakta tentang Ima Mahdiah

1. Disarankan Ahok maju sebagai calon DPRD.

Setelah sekian lama jadi timses, kini gantian Ahok yang jadi timses Ima Mahdiah.

Ahok mendukung penuh langkah Ima untuk maju sebagai caleg DPRD dari PDI Perjuangan.

"Dari Pak Ahok saya belajar kalau saya di dalam (pemerintahan) saya akan bantu banyak orang," kata Ima.

Tak tanggung-tanggung, Ahok ikut Ima berkampanye demi mendukung Ima.

Di media sosialnya, Ahok juga mengajak para pendukungnya untuk memilih Ima di Pileg 2019.

Hasilnya, Ima Mahdiah menjadi caleg Dapil Jakarta 10 dengan perolehan suara tertinggi dari PDI Perjuangan.

Ia meraup 30.591 suara sehingga mengantarnya duduk di kursi DPRD DKI Jakarta.

Padahal, Ima bisa dibilang wajah baru dalam kancah politik Ibu Kota.

Ima pun duduk sebagai anggota di Komisi E DPRD DKI Jakarta yang membidangi masalah kesejahteraan rakyat.

2. Temukan Anggaran Janggal

Ima Mahdiah mengaku rajin memelototi APBD DKI Jakarta, sama seperti apa yang dilakukan mentornya, Ahok.

Hasilnya, Ima menemukan anggaran janggal lain selain rencana pembelian pasir senilai Rp 52,16 miliar.

Sebut saja seperti pembelian thinner (pengencer cat), helm proyek, hingga penghapus cair atau tipex.

Pengadaan 438.000 thinner sebesar Rp 40,1 miliar; 456.000 helm proyek sebesar Rp 34,27 miliar; dan 97.000 tipex dengan anggaran Rp 31,61 miliar.

Selain itu, ditemukan pula cat minyak berwarna sebesar Rp 19,78 miliar, cat tembok sebesar Rp 18,91 miliar, dan kaca bening Rp 18,53 miliar.

"Ada thinner ada helm proyek terus ada penghapus cair. Ini setelah Pak Anies marah-marah, ya jadi bukannya sebelum Pak Anies marah-marah terus kita soroti lagi."

"Ada cat tembok, kaca bening, rotring, penghapus cair atau tipex," ujar Ima di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (7/11/2019).

Ima bingung karena barang seperti cat tembok, thinner, cat minyak tidak dianggarkan dalam anggaran rehab sekolah tetapi dibuat terpisah.

"Terus cat tembok buat apa? Kan sudah ada renovasi sekolah sih aku enggak tahu juga berapa triliun buat renovasi."

"Itu yang nanti mau kita pertanyakan di pembahasan RAPBD mungkin di banggar juga nanti komisi sudah selesai," kata dia, dikutip dari Kompas.com.

Untuk tipex dan rotring, menurut Ima seharusnya bisa dimasukkan dalam anggaran Kartu Jakarta Pintar (KJP).

Sehingga siswa bisa memilih ingin membeli pulpen, tipex, atau bisa ditabung.

Sumber

Quote