Ikuti Kami

Jangan Sampai Ada Golput di Lima Kantong Suara Pemilih

Di kantong suara dari kalangan pemilih muslim, minoritas, wong cilik, emak-emak, dan milenial.

Jangan Sampai Ada Golput di Lima Kantong Suara Pemilih
Berdasarkan suvei LSI Denny JA, pasangan petahana unggul ini di kantong suara dari kalangan pemilih muslim, minoritas, wong cilik, emak-emak, dan milenial.

Jakarta, Gesuri.id - Elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul di lima kantong pemilih. Berdasarkan suvei LSI Denny JA, pasangan petahana unggul ini di kantong suara dari kalangan pemilih muslim, minoritas, wong cilik, emak-emak, dan milenial.

Baca: Survei PoliticaWave: Kiai Ma'ruf Lebih Memukau dari Sandiaga

Pembicara LSI Denny JA, Ikram Masloman mengatakan, meskipun unggul di lima kantong suara, namun jika golput banyak terjadi maka hal tersebut akan sangat merugikan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. 

"Jokowi-Ma'ruf Amin dirugikan jika golput banyak terjadi di segmen minoritas, milenial, wong cilik, dan muslim moderat," ujar Ikram di Kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (19/3).

Di pemilih minoritas, kata Ikram, jika golput pada segmen pemilih minoritas tinggi maka Jokowi-Ma'ruf Amin dirugikan. Menurutnya, alasan utama golput di segmen ini karena pemilih tidak berada di tempat, sebab berdekatan dengan hari libur nasional. 

"Alasan kedua, bagi pemilih minoritas yang menilai bahwa ketika Pilpres kondisi tidak stabil, bisa memutuskan ke luar negeri," ujar Ikram.

Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin juga akan rugi jika golput terjadi di segmen wong cilik. Ikram mengataka, segem tersebut merupakan kantong suara terbesar bagi paslon 01. Menurutnya, ada tiga faktor yang menjadi alasan untuk golput. 

Pertama, karena mereka tidak terinformasi mengenai waktu pencoblosan. Kedua, lebih mementingkan pekerjaan karena tidak mau rugi kehilangan upah harian. Ketiga, mereka tidak datang ke TPS karena alasan administrasi seperti tidak terdaftar atau tidak memperoleh undangan TPS.

"Masalah golput dipemilih emal-emak hampir sama, karena tidak terinformasi dengan baik soal waktu pencoblosan, masalah administrasi," katanya.

Di segemen milenial, lanjut Ikram, ada dua alasan pemilih memutusan untuk golpot. Pertama, mereka umumnya tidak terinformasi mengenai waktu pelaksanaan pencoblosan. Kedua, mereka tidak datang ke TPS karena alasan apatisme.

"Apatisme muncul karena mereka tidak peduli politik dan tidak merasa bahwa capres yang dipilih punya efek langsung ke mereka," papar Ikram.

Di segmen pemilih muslim, menurut Ikram, meskipun Jokowi-Ma'ruf Amin unggul, namun pemilih di segmen tersebut tidak monolitik. Misalnya dari sisi religious belonging, pemilih muslim terbagi menjadi muslim yang merasa dekat dengan NU, Muhammadiyah, Persis, PA 212, dan FPI.

Baca: LSI Denny JA: Jika Golput Rugikan Paslon Jokowi-Ma'ruf Amin

"Jika golput banyak terjadi di pemilih muslim yang merasa dekat dengan ormas diluar FPI, PA 212 dan lainnya, misalnya NU, maka yang dirugikan adalah pasangan Jokowi-Maruf Amin," katanya.

Hal yang sama juga akan terjadi dengan pasangan Prabowo-Sandiaga. Adapun alasan pemilih di segmen muslim memilih golput, kata Ikram hampir sama dengan segmen milenial yaitu karena kurangnya antusiasme datang ke TPS, karena merasa Jokowi-Maruf sudah menang sehingga tidak merasa penting datang ke TPS.

Lebih lanjut, Ikram mengungkapkan jika tren golput di kalangan masyrakat pasca runtuhnya Orde Baru memang terus mengalami kenaikian. Pada tahun 2004 tren golput sebanyak 23,30 persen; tahun 2009 sebanyak 27, 45; dan terus meningkat di tahun

Quote