Ikuti Kami

Prabowo Lupa Saat Jual Beli Rekomendasi Pilkada ke La Nyalla

Kritik jual beli jabatan bak terpercik muka sendiri.

Prabowo Lupa Saat Jual Beli Rekomendasi Pilkada ke La Nyalla
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

Jakarta, Gesuri.id – Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan Capres nomor urut 01 Jokowi mendekatkan kepemimpinan sistemik dengan mengedepankan kultur atau budaya organisasi. Semua itu, lanjut Hasto, dilakukan melalui sentuhan aplikasi teknologi digital, pelayanan publik, dan transparansi kepemimpinan publik.

Baca: Prabowo Krisis Kepercayaan pada TNI, Jokowi: Saya Percaya

"Kemajuan Sistem tatapemerintahan inilah yang menjadi ciri Jokowi. Maka terhadap berbagai persoalan korupsi pun, pilihan Jokowi adalah kedepankan transparansi organisasi. Berbeda Pak Prabowo, selain terjebak pada memori persoalan masa lalu, praktis tidak ada perkembangan gagasan yang berarti," ungkap Hasto.

Hasto juga menilai kritik keras Capres 02 Prabowo Subianto bagaikan terpercik air ke muka sendiri. "Dalam gagasan tentang pemerintahan yang baik, Pak Prabowo begitu tegas menentang praktek jual beli jabatan. Disinilah Pak Prabowo lupa, bagaimana rekomendasi calon gubernur Jawa Timur diperjualbelikan ke La Nyalla. Maka tanpa sadar, berlakulah peribahasa, menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri," Hasto menjelaskan.

Menurut Hasto, menjadi pemimpin nasional memerlukan syarat matangnya kepribadian, konsistensi, dan stabilitas emosi serta kedewasaan budi pekerti. "Debat telah membuka tabir originalitas karakter pemimpin. Pak Prabowo berbicara pada masalah dan ketakutannya terhadap masalah. Maka seluruh persoalan yang diangkat Pak Prabowo tidak jauh berbeda dari apa yang telah disampaikan sejak tahun 2009. Sementara, Pak Jokowi bergulat dengan masalah, dan hasilnya adaah solusi, suatu investasi masa depan bagi negeri," ujar Hasto.

Baca: Prabowo Sibuk Beretorika, Jokowi Siapkan Kemajuan Teknologi

Dengan demikian, Hasto menambahkan rakyat melihat bahwa Jokowi dalam kesederhanaanya terus menata negeri, optimis, mampu memadukan gagasan realistis, dan visioner, sementara Prabowo pada memori lama tanpa pesona.

Quote