Ikuti Kami

TKN Tak Permasalahkan Bocoran Materi Debat dari KPU

Jokowi-Kiai Ma'ruf sudah siap menghadapi debat, baik dengan kisi-kisi pertanyaan maupun tidak.

TKN Tak Permasalahkan Bocoran Materi Debat dari KPU
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Foto: Gesuri.id/ Elva Nurrul Prastiwi.

Jakarta, Gesuri.id - Tim kampanye nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menilai tidak ada pengaruh signifikan terkait kisi-kisi debat yang diberikan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) kepada kedua timses masing-masing pasangan calon presiden dan wakil presiden peserta Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Menurut Sekretaris TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, paslon nomor urut 01 ini sudah siap menghadapi debat, baik dengan kisi-kisi pertanyaan maupun tidak, selama bisa meningkatkan kualitas demokrasi dalam Pemilu.

Baca: Polemik Debat Capres, Bahasa Persatuan Indonesia Harga Mati

"Kami ikut KPU saja, kami itu taat pada aturan main. Mau dikasih kisi-kisi kami ikut, tidak dikasi kisi-kisi juga sudah biasa, karena ketika Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf Amin berada di tengah rakyat, menerima berbagai pertanyaan dan selalu dijawab oleh Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf Amin, sehingga tidak ada persoalan, intinya bagaimana pemilu yang berkualitas itu dapat kita tingkatkan," ungkap Hasto kepada wartawan di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Senin (7/1).

Meskipun demikian, Hasto percaya KPU sudah mempertimbangkan hal tersebut dengan berdasarkan aspirasi publik. 

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan ini juga mengaku, TKN Jokowi-Kiai Ma'ruf sama sekali tidak mengintervensi apa yang sudah menjadi keputusan KPU.

"Demokrasi ini juga sebagai ajang kontestasi gagasan sehingga kami ikut keputusan KPU. Kami tidak intervensi, debat sudah diatur 5 kali, kami ikut sepenuhnya bagaimana pola yang ditetapkan oleh KPU itu sendiri," tegas Hasto.

Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Arsul Sani. Dia mengaku memahami niat baik KPU yang membuat keputusan tersebut supaya tiap paslon bisa memepersiapkan data-data dengan lebih matang dan menjawab pertanyaan dengan lebih detal. Bukan hanya sekedar menjawab saja.

"Memang TKN memahami bahwa maksudnya KPU itu kan juga baik. Ada bagian-bagian yang saya kira ketika itu ditanyakan jawabannya lebih detail, tidak sekadarnya saja. Kalau orang tidak tahu kan, barangkali tidak bawa data, juga belum secara internal didiskusikan, jawaban hanya seminimal mungkin. Tentu ada sisi positif dan negatif," papar Arsul.

Terkait dengan pola pertanyaan terbuka dan tertutup yang diberikan oleh KPU, Arsul mengaku TKN masih terus mematangkannya. Terutama yang berkaitan dengan tema debat pertama yaitu hukum, HAM, dan pemberantasan korupsi.

"Kami sedang mempersiapkan secara internal, tim debat, tim konten, dan tim program kami saat ini sedang mendiskusikan, karena sisa beberepa beberapa tentu belum kami finalkan," imbuhnya.

Sebelumnya, anggota KPU RI, Pramono Ubaid Tanthowi mengatakan pemberian kisi-kisi soal debat kepada masing-masing paslon merupakan ykesepakan antara KPU dengan kedua timses. Rencananya, KPU akan memberikan bocoran soal tersebut seminggu sebelum acara debat dihelat. 

Harapannya, dengan memberkan kisi-kisi soal debat, maka kedua paslon bisa menyampaikan gagasannya dengan jelas dan utus, sehingga masyarakat bisa memberikan penilian dari informasi yang diuraikan secara utuh. 

"Dengan memberikan soal sebelummya, maka gagasan yang disampaikan oleh paslon bisa lebih diuraikan dengan jelas dan utuh. Apa visinya jika terpilih, apa misinya utk membangun bangsa, dan apa programnya untuk mengatasi berbagai masalah rakyat. Sehingga publik bisa memberikan penilaian bukan berdasarkan informasi yang sepotong-sepotong," ujar Pramono.

Baca: Jelang Debat, Inilah Persiapan KH Ma'ruf

Nantinya, KPU akan menerapkan dua model pertayaan untuk debat capres dan cawapres yaitu terbuka dan tertutup.

"Dalam salah satu segmen KPU juga menerapkan metode pertanyaan tertutup, di mana antar-Paslon bisa saling mengajukan pertanyaan. Tentu pertanyaan yang sifatnya rahasia. Namun tidak boleh keluar dari tema utama: hukum, HAM, korupsi, dan terorisme," paparnya.

Quote