Ikuti Kami

Djarot: Ahok Akan Masuk PDI Perjuangan

Dimata Ahok, PDI Perjuangan merupakan partai yang benar-benar berpegang pada Pancasila.

Djarot: Ahok Akan Masuk PDI Perjuangan
Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat.

Yogyakarta, Gesuri.id - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok, disebut akan bergabung ke PDI Perjuangan usai menjalani masa tahanannya. 

Hal tersebut diungkapkan secara gamblang oleh Ketua DPP PDI Perjuangan yang juga mantan rekan Ahok, Djarot Saiful Hidayat saat menghadiri acara Konsolidasi di kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sleman, D.I.Yogyakarta, Senin (26/11).

Baca: Ini Tanggapan Staf Ahok akan Film “A Man Called Ahok”

Djarot bercerita Ahok mengungkapkan keinginannya bergabung dengan PDI Perjuangan, karena dianggap berani menyuarakan kebenaran dan melestarikan Pancasila.

"Saya ketemu sama Pak Ahok, dia bilang, Mas tolong pendukung-pendukung kita itu, kalau bisa jangan golput. Kalau bisa pilih Pak Jokowi. Di samping itu, dia harusnya memilih PDI Perjuangan. Karena yang berani betul di garis depan, ketika ada yang melawan Pancasila, ketika ada yang menghina seseorang warga negara, mencaci, membenci, dan sebagainya, sebagainya, yang berani paling depan adalah PDI Perjuangan. Ini betul. Makanya dia bilang, kalau nanti saya masuk politik, saya akan pasti masuk PDI Perjuangan," ungkap Djarot.

Dimata Ahok, PDI Perjuangan merupakan partai yang benar-benar berpegang pada Pancasila, tidak pernah membeda-bedakan dan selalu membela kaum minoritas.

"Ini betul. Makanya dia bilang, kalau nanti saya masuk politik, saya akan pasti masuk PDI Perjuangan," tegas Djarot.

Djarot mengatakan saat Ahok diserang berbagai pihak dengan tuduhan penistaan agama, dia pun ikut terseret. Namun sebagai kader banteng, dirinya dengan berani membela.

"Yang paling berani membela, menunjukkan sikapnya adalah kader-kader PDI Perjuangan," katanya.

Baca: Pantas: Tangan PDI Perjuangan Akan Terbuka untuk Ahok

Lebih lanjur, mantan Walikota Blitar ini menyebutkan bahwa Pemilu 2019 adalah momen penting. Ini bukan hanya soal memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin maupun PDI Perjuangan, tapi persoalan masa depan bangsa.

"Tapi 2019 persoalan masa depan negara kesatuan Republik Indonesia, masa depan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan negara kesatuan Republik Indonesia," imbuhnya.

Quote