Yogyakarta, Gesuri.id - Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto, menegaskan tugas merawat ke-Indonesia-an menjadi kewajiban bersama.
Apalagi di DIY dengan Jogja Istimewa merupakan wilayah yang berpenduduk 3,6 juta, dengan ratusan ribu pendatang yang belajar dan bekerja dan hidup dalam keberagaman.
Baca: Perekaman E-KTP, Eko Minta Peran Aktif Ketua RT/RW
"Kita di Yogyakarta memiliki budaya, kearifan bagaimana bertanggung jawab menjunjung Bhinneka Tunggal Ika dengan keramahan warga Jogja," kata Eko di Yogyakarta, Jumat, (7/12).
Eko menilai, ada banyak keteladanan, kebiasaan dan budaya yang perlu diuri-uri (melestarikan). Ekspresi keberagaman bisa dengan mudah ditemui di Yogyakarta, kesederhanaan hingga keberagaman kuliner.
Tak hanya sebagai kota pendidikan atau kota budaya, Jogja juga kota nostalgia dan ngangeni. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang dulu sekolah di Jogja senang mengajak keluarganya berlibur ke Jogja.
"Saya pernah dampingi Gubernur Jawa Tengah Mas Ganjar Pranowo ke tempat kosnya semasa kuliah di UGM. Kosnya di wilayah Umbulharjo", ujar Eko.
Di tengah adanya perbedaan, Eko berharap masyarakat bisa saling menghormati perbedaan dan memiliki kesadaran untuk menumbuhkan rasa kebersamaan antar sesama penduduk Indonesia.
Lebih lanjut Eko menuturkan, untuk mewujudkan kesejahteraan, praktek Bhinneka Tunggal Ika harus dihidupkan di semua kalangan baik di lingkungan keluarga juga budaya menghargai adanya perbedaan.
Baca: Eko Dorong Generasi Milenial Jadi Pemilih Aktif
"Ada hal sederhana, misalnya gudeg, penjual memberikan contoh berbagi dan kearifan lokal dengan suwir. Dimana konsep suwir itu memberikan kesempatan bagi semua kalangan untuk menikmati kuliner khas Jogja, gudeg. Kita berharap ke depan Indonesia bisa rukun dan damai, mari mulai dari Yogyakarta praktekan ideologi Pancasila dalam keseharian juga dalam kebijakan pembangunan," kata Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan DIY itu.
