Tasikmalaya, Gesuri.id - Mantan Kasubdit Traficking In Person & Vice Control Mabes Polri, Irjen Pol (Purn) Anton Charliyan menyatakan penggerak prostitusi pada anak adalah pihak yang paling bertanggung jawab, sebab inti permasalahannya adalah eksploitasi.
Baca: Anton Charliyan Apresiasi Peranan Persatuan Guru NU
Hal itu karena, lanjut Anton yang juga Politisi PDI Perjuangan ini, anak dianggap belum bisa memutuskan sesuatu dengan matang dan rasional.
"Kemudian bila kita mau bedah lebih jauh, tentang eksploitasi ini bukan hanya terjadi dalam soal seks saja. Tapi di bidang tenaga kerja biasa saja, jauh lebih banyak dan lebih besar, terutama eksploitasi tenaga pabrik, perkebunan, bahkan pegawai toko pun banyak. Sehingga sudah merambah ke seluruh aspek pekerjaan," papar Anton kepada Gesuri, Jumat (7/2).
Anton melanjutkan, hal itu terjadi salah satunya dikarenakan kebutuhan ekonomi, masalah kemiskinan dan kecilnya serapan lapangan kerja.
Sehingga sebagian orang yang imannya tipis dan ingin mengambil jalan pintas akhirnya terjebak dan terbujuk ke dalam prostitusi.
"Namun tidak juga semua demikian. Kebanyakan gadis-gadis muda yang terperangkap ke dalam prostitusi, merupakan korban penipuan sindikat," ungkap Anton, yang juga mantan Kapolda Jawa Barat ini.
Awalnya, lanjut Anton, mereka pasti diiming-imingi pekerjaan ringan sebagai pramusaji di tempat hiburan , pendamping lagu di Karaoke-Karaoke atau bekerja di Salon. Namun lama kelamaan mereka dibujuk untuk melakukan hal-hal yang lebih dari itu.
Bahkan, Anton mengungkapkan banyak juga dari mereka yang dijebak agar berutang banyak dan dipaksa untuk melunasi nya segera. Ada juga yang terkena cara lebih sadis seperti dibius, diintimidasi atau dipaksa.
Baca: Anton Charliyan Dukung Pemerintah Bubarkan FPI
"Banyak sekali cara mereka para sindikat bejat untuk memaksa korban-korban anak gadis dibawah umur sehingga terjebak dalam Prostitusi. Hal ini memang perlu perhatian super serius bukan hanya dari Pemerintah, tapi dari semua pihak agar lebih peka dan lebih peduli terhadap fenomena-fenomena negatif yang terjadi di masyarakat," ujar Anton.
