Jakarta, Gesuri.id - DPD PDI Perjuangan Sumatra Utara menggelar sejumlah pelromabaan merayakan HUT ke-80 RI, di Kantor DPD PDI Perjuangan Sumut, Jalan Djamin Ginting, Medan, Minggu (17/8).
Ketua DPD PDI Perjuangan Sumut, Rapidin Simbolon ikut salah satu lomba, yakni bermain bola dengan sarung.
Baca: Ganjar Pranowo Belum Pastikan Maju Pada Pilpres 2029
“Filosofi kain sarung kaya akan makna budaya dan sosial, terutama di Indonesia. Sarung merupakan simbol kesederhanaan dan kepraktisan dan melambangkan kesederhanaan karena bentuknya," kata Rapidin
Selain itu, kata Rapidin, sarung bisa digunakan dalam berbagai situasi. Mulai dari kegiatan sehari-hari di rumah, acara formal, hingga ibadah. Kemampuan beradaptasi ini mencerminkan fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri dalam kehidupan.
“Sarung juga mengandung nilai kebersamaan dan persatuan, Dalam beberapa budaya, sarung sering dipakai bersama-sama dalam acara-acara komunal. Ini melambangkan kebersamaan dan persatuan, karena semua orang tanpa memandang status sosial dapat mengenakan sarung,” kata anggota DPR RI ini.
Di Sumatera Utara, sarung memiliki tempat khusus dalam tradisi dan kehidupan sehari-hari masyarakat. Sarung sering digunakan dalam acara adat, upacara keagamaan dan sebagai pakaian sehari-hari.
Baca: Ika Siti Tegaskan Puncak Gunung Ciremai Bukan Wadah Eksistensi
Motif dan warna sarung di Sumatera Utara juga mencerminkan kekayaan budaya daerah tersebut, dengan pengaruh dari berbagai etnis seperti Batak, Melayu dan lainnya,
“Begitu banyak nilai dan simbol dari sarung, maka dari itu dalam rangka peringatan hari kemerdekaan, kami melaksanakan pertandingan bola mini dengan memakai sarung dan rasanya seru dan bisa membuat kita bahagia dalam memperingati momen bersejarah kita,” katan mantan Bupati Samosir ini.