Ikuti Kami

Ananda Emira Moeis: Penanganan Stunting Harus Dimulai dari Penguatan Tenaga Kesehatan

Penguatan tenaga kesehatan adalah kunci karena mereka yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Ananda Emira Moeis: Penanganan Stunting Harus Dimulai dari Penguatan Tenaga Kesehatan
Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ananda Emira Moeis.

Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ananda Emira Moeis, menegaskan upaya penurunan stunting di Kaltim tidak akan berjalan signifikan jika fondasi pelayanan kesehatan dasar masih lemah. 

Ia mendorong pemerintah daerah mengambil langkah konkret yang menyentuh akar persoalan, bukan hanya mengejar target semata.

"Penanganan stunting harus dimulai dari akarnya. Penguatan tenaga kesehatan adalah kunci karena mereka yang bersentuhan langsung dengan masyarakat," ujar Ananda, Sabtu (29/11/2025).

Menurut Ananda, kualitas tenaga kesehatan di tingkat posyandu, kelurahan, serta pemerintah kabupaten dan kota perlu mendapat perhatian serius. Mereka adalah garda terdepan dalam memantau kesehatan ibu dan anak, dua komponen paling penting dalam memutus mata rantai stunting. Ia mengatakan penguatan struktur pelayanan dasar sejalan dengan visi mencetak generasi emas Indonesia 2045.

Meski pemerintah pusat menargetkan penurunan stunting hingga 14 persen, Ananda menilai target tersebut belum cukup untuk membawa Kaltim keluar dari masalah stunting. Ia menegaskan bahwa tujuan utama harus mengarah pada kondisi ideal. 

"Kita ingin mencapai nol persen. Untuk Kaltim, diperlukan kerja bersama dan upaya yang lebih keras," tegas politikus PDI Perjuangan itu.

Ananda juga menyoroti minimnya jumlah ahli gizi di Kaltim yang tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat. Kondisi ini membuat edukasi dan pelayanan gizi tidak merata, terutama di wilayah terpencil. 

"Jumlah ahli gizi masih belum sebanding dengan kebutuhan masyarakat Kaltim. Karena itu, kita perlu tenaga tambahan dan kerja sama dengan perguruan tinggi terkait," jelasnya.

Ia mendorong kampus-kampus kesehatan di Kaltim terlibat lebih aktif dalam penyediaan tenaga ahli gizi untuk memperluas jangkauan layanan.

"Banyak kampus kesehatan di Kaltim yang bisa membantu memperkuat tim ahli gizi di lapangan," ucapnya.

Lebih lanjut, Ananda meminta Dinas Kesehatan Kaltim memberikan perhatian khusus pada persoalan tersebut dan memastikan seluruh program penanganan stunting berjalan terintegrasi dan berbasis data. 

"Penanganan yang terintegrasi, berbasis data, dan melibatkan lintas sektor akan mempercepat penurunan angka stunting di daerah," pungkasnya.

Quote