Ikuti Kami

Aria Minta Pengawasan Ketat Penyaluran Kartu Tani

Kartu Tani bisa menjadi solusi kelangkaan pupuk yang seringkali dihadapi para petani.

Aria Minta Pengawasan Ketat Penyaluran Kartu Tani
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima.

Banten, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima meminta PT Pupuk Indonesia betul-betul memperhatikan infrastruktur, peralatan atau sarana dan prasarana pendukung Kartu Tani di masing-masing kios penyalur pupuk. 

Aria berpandangan, Kartu Tani bisa menjadi solusi kelangkaan pupuk yang seringkali dihadapi para petani.

Baca: Berkat Ansy, Petani Wanita Belu Panen Tomat Segar

“Apabila memang situasi dan kondisi kios itu belum memenuhi syarat untuk adanya alat geseknya (Electronic Data Capture/EDC), maka kebijakan ini juga tidak serta merta konservatif, kebijakan akan lentur juga buat kios-kios yang memang belum bisa melaksanakan,” ujar Aria usai pertemuan tim kunjungan kerja spesifik Komisi VI DPR RI dengan Wakil Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Nugraha Christijanto di Gudang Sumur Pecung PT Pupuk Indonesia, Serang, Banten, Selasa (26/1).

Di samping itu, politisi dapil Jawa Tengah V ini menilai ada kendala yang terjadi di lapangan yang berkaitan dengan Kartu Tani. Dimana, di beberapa daerah ada petani yang keberatan dengan sistem deposit di Bank BRI untuk bisa membuka Kartu Tani tersebut. 

Untuk itu, Aria meminta Menteri Pertanian sebagai regulator mencermati permasalahan ini, mengingat PT Pupuk Indonesia hanya sebagai operator.

Baca: Ansy Pertanyakan Kebijakan Mentan Soal Pupuk Subsidi

Aria juga menyampaikan pentingnya ketersediaan pupuk di gudang yang siap untuk displacement ke distributor bahkan ke pengecer. Gudang pupuk juga harus menjamin ketersediaan pupuk dari titik lini I ke lini II, sehingga pupuk Urea, NPK (Phonska), ZA n SP-39 selalu tersedia dengan terjadwal sesuai dengan masa tanam petani.

“Persoalan sekarang bagaimana masalah pergudangan ini menjadi hal yang penting, tadi pak Wakil Direktur juga menyampaikan kalau penyebaran jumlahnya mencukupi tapi mekanisme gudang harus diperbaiki supaya ketersediaan pupuk itu tepat waktu. Karena kalau sudah bergeser 1-2 minggu, yang seharusnya urea, phonska, ZA atau SP-36 ada tetapi malah tidak ada, itu jadi tidak terlalu bermanfaat bagi petani itu sendiri,” tandas politisi PDI Perjuangan ini.

Quote