Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Charles Honoris menilai pengalihan program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi bantuan langsung tunai (BLT) layak dipertimbangkan.
Usulan itu muncul menyusul rendahnya serapan anggaran program MBG serta munculnya kasus keracunan yang menimpa ribuan anak di berbagai daerah.
Charles mengungkapkan, hingga 8 September 2025, realisasi anggaran MBG baru mencapai Rp13 triliun atau sekitar 18,3 persen dari pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp71 triliun. Dengan sisa waktu hanya 3,5 bulan, ia menilai sulit bagi Badan Gizi Nasional (BGN) untuk menyerap sisa 82 persen anggaran.
Baca: Ganjar Dukung Gubernur Luthfi Hidupkan Jogo Tonggo
“Kalau kita lihat per Agustus, serapan anggaran di BGN baru 18 persen. Dengan sisa waktu 3,5 bulan, menurut saya tidak cukup untuk menghabiskan anggaran yang tersisa,” ujar Charles kepada awak media di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (23/9/2025).
Selain masalah penyerapan anggaran, Charles juga menyoroti risiko kesehatan akibat distribusi MBG. Ia mengutip data Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia yang mencatat lebih dari 6.000 anak mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program tersebut.
“Menurut saya, opsi-opsi lain harus dipertimbangkan. Bisa dimasak di sekolah atau mungkin saja diberikan langsung kepada orang tua dalam bentuk bantuan tunai,” kata politisi dari PDI Perjuangan itu.
Baca: Ganjar Pranowo Ungkap Masyarakat Takut dengan Pajak
Di sisi lain, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengakui adanya kasus keracunan, meski jumlahnya relatif kecil dibanding total penyaluran MBG. Dari 1 miliar porsi yang sudah disalurkan sejak awal 2025, sekitar 4.700 porsi menimbulkan gangguan kesehatan pada anak.
Kasus itu terjadi di sejumlah daerah, termasuk Indramayu, Menes, Cianjur, Bogor, hingga Banggai. Beberapa di antaranya menimbulkan korban ratusan anak, seperti di Menes (480 orang), Cianjur (254 orang), Bogor (223 orang), dan Banggai (399 orang).
“Total dari seluruh wilayah, ada sekitar 4.700 porsi makan yang menimbulkan gangguan kesehatan. Itu kami sesalkan,” ujar Dadan melalui kanal YouTube BGN, Selasa kemarin (22/9/2025).