Jakarta, Gesuri.id - Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya Eri Irawan menyoroti pembangunan rusunawa dan rusunami baru yang tertunda.
Seharusnya, kata Eri, Pemerintah Kota Suranaya bersama seluruh stakeholder terkait, baik itu pemerintah pusat maupun sumber pembiayaan yang lain termasuk optimalisasi BUMD, maupun mengandeng sektor swasta, harus sudah mulai memasifkan pembangunan rumah susun. Baik itu rusunawa maupun maupun rusunami.
Minat masyarakat atas rusunawa dan rusunami yang luar biasa, sebutnya, mengakibatkan antrean panjang pada daftar tunggu penghuni rumah susun.
Baca: Ganjar Miliki Kenangan Tersendiri Akan Sosok Kwik Kian Gie
“Jadi total antrean ada sekitar 8.000 orang sekarang ini, dengan jumlah yang tersedia hanya sekitar 23 rusun. Setelah kita verifikasi ternyata dari 8.000 antrean itu hanya 400 yang keluarga miskin,” ungkap Eri Irawan di Surabaya, Sabtu (9/8/2025).
“Tetapi seharusnya menjadi concern bagi kita semua di kota-kota seperti Surabaya ini, bahwa solusi untuk penataan lahan pengendalian ruang itu adalah rusunawa,” imbuh politisi PDI Perjuangan tersebut.
Menurut Eri, pembangunan rumah susun menjadi penting agar tidak semua lahan nantinya berubah menjadi perumahan.
“Kita dorong di komisi C juga agar pemerintah kota mempunyai roadmap untuk penataan dan pembangunan rusunawa,” ujarnya.
“Karena kan selama ini konsepnya itu adalah ketika orang sudah bukan keluarga miskin, dia kan geser ke luar rusunawa. Artinya dia harus membangun rumah-rumah tapak baru. Sehingga ini sebenarnya bukan menjadi solusi,” tambah Eri.
Dia pun mendorong agar Pemkot Surabaya memasifkan pembangunan rusun untuk mengatasi jumlah lahan di Surabaya yang terbatas, sehingga rumah susun dianggap sebagai langkah tepat mengatasi kebutuhan pemukiman bagi masyarakat.
“Solusinya kan sebenarnya seharusnya semua lahan itu dioptimalkan untuk rusunawa. Sehingga orang bisa menggunakan rusunawa itu dan mengurangi pembangunan rumah tapak. Sehingga kita bisa mengendalikan ruang, semua lahan itu bisa menjadi lahan permukiman,” katanya.
Baca: Ganjar Minta Publik Bersabar Akan Nama untuk Posisi Sekjen
Eri Irawan pun mencontohkan konsep rumah flat empat lantai di Jakarta yang dapat diterapkan sebagai langkah mengatasi minimnya lahan di Kota Pahlawan.
“Kemarin ada contoh bagus sekali di Jakarta yang viral adalah pembangunan rumah flat. Jadi rumah flat 4 tingkat di daerah Menteng di Jakarta yang harganya kurang dari 1 miliar rupiah,” ungkapnya.
“Jadi bayangkan di kota Jakarta, di Menteng, di tengah kota yang menjadi kawasan premium harganya kurang dari 1 miliar. Itu konsepnya rumah flat, gotong royong, kemudian itu meningkatkan kualitas hidup orang karena dekat dari mana-mana. Dekat dengan pusat bisnis, dekat dengan pekerjaan dan segala macam.
Seharusnya kan konsep di kota Surabaya harus mengacu ke arah situ agar tidak semua lahan hijau, area tangkapan air ini menjadi permukiman,” pungkasnya.