Ikuti Kami

Ganjar Ingatkan Pentingnya Edukasi Ramah Perempuan

Hal ini sebagai upaya mengeliminasi kekerasan terhadap perempuan yang seringkali terjadi di lingkungan rumah tangga.

Ganjar Ingatkan Pentingnya Edukasi Ramah Perempuan
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Semarang, Gesuri.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengingatkan pentingnya edukasi ramah perempuan bagi kalangan pria sebagai upaya mengeliminasi kekerasan terhadap perempuan yang seringkali terjadi di lingkungan rumah tangga.

"Kekerasan terhadap perempuan menjadi isu yang makin terbuka, orang mulai berani melapor. Kepolisian bekerja sama dengan kita, selter sudah dibuat. Edukasi juga penting, terutama untuk bapak-bapak karena pelaku kekerasan itu biasanya bapak-bapak (pria)," katanya di Semarang, Rabu (16/12).

Menurut dia, kalangan perempuan terutama kaum ibu menghadapi tantangan di tengah pandemi COVID-19, sedangkan perempuan seringkali masih berhadapan dengan perspektif gender yang menyudutkan peran yang bersangkutan.

Baca: Paud Harus “Melek” Literasi Angka dan Keuangan

Namun, katanya, saat ini, dengan dukungan dari segenap pihak, semakin banyak orang yang berani melapor dan dukungan dari pemerintah juga diwujudkan dengan pembuatan selter pelaporan bagi korban kekerasan.

Menurut dia, banyak isu perempuan yang harus didorong untuk menghapus stigma negatif terhadap kaum hawa, seperti stigma ekonomi, partisipasi politik, hingga pendidikan rendah.

"Banyak agenda yang mesti didorong, isu tentang ibu dan perempuan. Perempuan dan ekonomi, pendidikan program pemberdayaan dieksekusi, termasuk isu lingkungan. Banyak lomba (dalam peringatan Hari Ibu, red.) diberikan itu bagus, isu sosial dan sebagainya, agar perempuan makin berdaya," ujarnya.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Jateng Retno Sudewi menambahkan untuk memangkas kekerasan terhadap ibu, pihaknya telah membuat tim hingga pelosok desa.

"Dulu tidak berani lapor, tapi sekarang, di tingkat desa itu sudah ada tempat perlindungan perempuan. Bisa melapor ke sana, nanti jika tidak bisa akan dirujuk ke tingkat kecamatan dan kabupaten," katanya.

Pihaknya juga menggencarkan kampanye antinikah dini karena hingga Oktober 2020 tercatat sudah ada sekitar 10 ribu kasus pernikahan dini di Jateng.

Baca: Risma: Soal Jabatan Mensos Terserah Megawati

Menurut dia, selain sosialisasi yang belum merata, ekonomi dan pergaulan juga menjadi sebab padahal pernikahan dini tidak sehat bagi perempuan yakni selain organ reproduksi belum siap, kesehatan mental dalam pernikahan juga dipandang masih labil.

"Ekonomi budaya ada pula hamil duluan itu beberapa penyebab. Budaya juga sangat memengaruhi, jadi penting dilakukan sosialisasi masif, kami melakukannya dengan program Jo Kawin Bocah. Yang kami lakukan secara pentahelix, termasuk di media," ujarnya.

Quote