Ikuti Kami

Haryanto Gandeng BPBD Blora Inisiasi Workshop Pemberdayaan Masyarakat Antisipasi Bencana Hidrometeorologi

Workshop ini merupakan inisiasi Kantor Pencarian dan Pertolongan Semarang bekerja sama dengan BPBD Blora serta Anggota DPR RI Haryanto.

Haryanto Gandeng BPBD Blora Inisiasi Workshop Pemberdayaan Masyarakat Antisipasi Bencana Hidrometeorologi
Anggota Komisi V DPR RI, Haryanto secara resmi membuka kegiatan Workshop yang digelar selama sehari ini juga dalam rangka menindaklanjuti fenomena kemarau basah yang saat ini terjadi hingga membuat wilayah Kabupaten Blora masih diliputi kekhawatiran terhadap potensi bencana hidrometeorologi, terutama banjir dan tanah longsor.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi V DPR RI, Haryanto secara resmi membuka kegiatan Workshop yang digelar selama sehari ini juga dalam rangka menindaklanjuti fenomena kemarau basah yang saat ini terjadi hingga membuat wilayah Kabupaten Blora masih diliputi kekhawatiran terhadap potensi bencana hidrometeorologi, terutama banjir dan tanah longsor.

Diketahui, workshop ini merupakan inisiasi Kantor Pencarian dan Pertolongan Semarang bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Blora serta Anggota DPR RI Haryanto.

Kegiatan yang digelar di Warung Deso Todanan, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora tersebut diikuti sebanyak 80 peserta, Selasa (17/6/2025).

Dalam kesempatan itu, Haryanto mengatakan, Kabupaten Blora memang wilayah yang tergolong rawan bencana.

Menurut Haryanto, workshop pemberdayaan masyarakat di bidang pencarian dan pertolongan ini memang sifatnya urgen, sangat dibutuhkan.

“Kami di Komisi V DPR RI memang mitra kerja dengan Basarnas. Oleh karena itu, kami mendukung kegiatan ini dan ikut hadir memotivasi para peserta. Supaya manakala ada bencana alam, tidak tertumpu pada institusi Basarnas saja. Masyarakat juga ikut peduli dan membantu,” ujarnya.

Sementara, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Semarang, Budiono, menyebut bahwa lokasi pelaksanaan workshop ini memang disesuaikan dengan kerawanan bencana yang ada, yaitu banjir.

“Kami, Basarnas, memiliki kewajiban memberikan ilmu dan pembekalan untuk masyarakat di wilayah terdampak, sehingga masyarakat punya ilmu bagaimana cara menyelamatkan diri dan membantu orang lain. Kami berikan materi tentang teknik pertolongan terhadap diri sendiri maupun orang lain,” tegasnya.

Plt. Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Blora, Mulyowati, membenarkan bahwa Blora memang termasuk daerah rawan kebencanaan. Terlebih, kondisi cuaca saat ini tergolong ekstrem.

“Memang harusnya kemarau. Namun, karena fenomena hidrometeorologi, curah hujan tidak bisa diprediksi, kemarau basah, maka potensi banjir dan longsor lumayan tinggi,” jelasnya.

Mulyowati menilai, bahkan yang terbaru, ada total 61 desa/kelurahan yang tersebar di 14 kecamatan mengalami banjir bandang.

“Tentunya kami sangat mendukung kegiatan pelatihan para relawan ini, yang dikemas menjadi kesiap-siagaan menghadapi bencana. Paling tidak sebelum terjadi bencana banjir dan lainnya, semua sudah dilatih, relawan sudah siap siaga. Kami di BPBD Blora siap peralatannya, monggo (dimanfaatkan).

Pihaknya berharap, setelah dilaksanakan pelatihan ini, tidak hanya teori, namun juga ada praktiknya, sehingga peserta pelatihan benar-benar bisa dan siaga menangani situasi bencana,” pungkasnya.

Quote