Ikuti Kami

Kader GMNI Surabaya Laporkan Pengeroyokan ke Kepolisian

Pengeroyokan itu terjadi pada Jumat (21/8) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari.

Kader GMNI Surabaya Laporkan Pengeroyokan ke Kepolisian
Ilustrasi. Kader GMNI Surabaya.

Surabaya, Gesuri.id - Enam kader Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) cabang Surabaya menjadi korban pengeroyokan oknum yang mengaku GMNI dengan disokong puluhan preman.

Pengeroyokan itu terjadi pada Jumat (21/8) sekitar pukul 03.00 WIB dini hari.

Baca: GMNI Surabaya Kolaborasi Bersama Pemkot

Keenam kader GMNI korban pengeroyokan itu adalah Refi Ahmad Zuhair, Rusalle, Alif Satria Nosafandra, Muhammad Sahrul Fahd, Dian Frisca Setiabudi dan Ahmad Abizar Roeri Barelvi.

Ketua DPC GMNI Surabaya, Refi Achmad Zuhair, mengatakan pihaknya sempat diintimidasi sebelum terjadi pengeroyokan di Wisma Marinda GMNI Surabaya yang berada di Jl Sukosemolo 176, Surabaya itu. 

Intimidasi dilakukan, karena pihak pelaku tidak terima Wisma Marinda menjadi tempat rapat Refi bersama rekan-rekannya. Upaya mediasi yang dilakukan Refi dan rekan-rekan tak membuahkan hasil.

Refi dan kawan-kawan nya justru dikeroyok oleh para pelaku.

“Tiba-tiba kubu sebelah berdatangan hingga kurang lebih 40-50 orang memasuki aula Wisma Marinda. Yusril yang mengklaim diri sebagai Sekjen GMNI Surabaya mulai melakukan pengeroyokan,” terang Refi. 

“Pemukulan juga dilakukan sejumlah orang berpawakan besar. Mungkin itu preman bayaran,” imbuhnya.

Kasus pengeroyokan sudah dilaporkan ke Polsek Sukolilo dan saat ini masih didalami polisi.

Pengeroyokan ini sejatinya merupakan 'residu' dari permasalahan seputar Kongres GMNI XXI di Ambon, tahun lalu. 

Kala itu, di internal GMNI Surabaya ada perbedaan pendapat atas surat rekomendasi calon Ketua DPP saat Kongres. Ketua GMNI Surabaya kala itu, Aldian Dwi Pamungkas mendapatkan tekanan dari beberapa oknum kader dan alumni agar  menerbitkan surat rekomendasi atas nama M Ageng Dendy agar bisa maju untuk mencalonkan diri menjadi Ketua DPP GMNI. 

Namun, Aldian selaku ketua cabang tidak menghendaki desakan yang diiringi tekanan tersebut karena  harus mematuhi aturan organisasi yang berlaku. Namun dalam prosesnya, Aldian mendapatkan ancaman beserta kekerasan fisik oleh oknum kader dan alumni GMNI Surabaya. Hal tersebut juga menyebabkan  batalnya Rapimcab III DPC GMNI Surabaya.

Baca: GMNI Surabaya Buka Layanan Pengaduan Bansos

Dalam perkembangannya kemudian, kubu yang anti Aldian semakin menggila. GMNI Surabaya dibawah kepemimpinan Aldian tidak diperbolehkan berkegiatan di Wisma Marinda.

Namun, GMNI Surabaya dibawah kepemimpinan Aldian terus mempertahankan eksistensi dengan berbasiskan pada aturan organisasi.  Konfercab XXI DPC GMNI Surabaya pun berhasil dilaksanakan oleh kepengurusan Aldian pada tanggal 15 Agustus 2020, dan menghasilkan kepemimpinan baru DPC GMNI Surabaya periode 2020-2022 yakni Refi Zuhair dan Miftahul Akbar. 

Untuk merayakan hari kemerdekaan, kepemimpinan baru GMNI Surabaya melaksanakan sarasehan bersama yang bertempat di Wisma Marinda Surabaya. 

Sarasehan dilaksanakan tanggal 20 Agustus 2020. Pasca sarasehan tersebut, pengeroyokan yang dilakukan massa pimpinan Yusril dan Ravi pun terjadi. Kelompok pimpinan Yusril dan Ravi ini lah yang sejak lama menolak mengakui kepemimpinan Aldian di GMNI Surabaya.

Quote