Ikuti Kami

Lifting Belum Naik Signifikan, Efisiensi Harus Dilakukan

Kontribusi Pertamina bagi defisit neraca perdagangan mencapai Rp330 triliun dalam satu tahun.

Lifting Belum Naik Signifikan, Efisiensi Harus Dilakukan
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Bambang Wuryanto. (Foto: Elva Nurrul Prastiwi)

Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Bambang Wuryanto menyatakan Direktur PT Pertamina EP dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) harus selalu ingat peringatan dari Presiden Jokowi terkait neraca perdagangan Indonesia.

Baca: Willy Yoseph Minta PHE Buka Kendala Yang Dihadapi

Presiden mengatakan neraca perdagangan Indonesia defisit. Dan kontribusi Pertamina bagi defisit itu cukup besar, yakni Rp330 triliun dalam satu tahun. Penyebab utama defisit itu adalah tingginya angka impor, termasuk impor BBM dan minyak mentah.

Hal itu diungkapkan Bambang dalam RDP Komisi VII DPR RI dengan Presiden Direktur PT Pertamina EP dan Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, baru-baru ini.

"Sementara impor BBM dan minyak mentah hanya bisa dikurangi bila teman-teman Pertamina meningkatkan lifting," ujar Bambang.

Bambang melanjutkan, lifting hanya bisa ditingkatkan bila ada penemuan besar cadangan minyak. Tanpa penemuan besar, lifting tak akan meningkat.

"Lalu siapa yang jago melakukan penemuan besar? Memang Pertamina berani melakukan penemuan besar? Nanti  seperti Karen (mantan Dirut Pertamina) yang salah investasi, malah berurusan dengan hukum," ujar Bambang.

Bambang menyatakan, Pertamina saat ini hanya berani melakukan investasi low risk. Dan dengan investasi semacam itu, mustahil bisa mendapatkan penemuan besar. Hanya investasi high risk yang bisa membuahkan penemuan besar.

"Dan kita semua sama-sama tahu,  Shell yang jago lakukan investasi high risk, yang Offshore. Maka kerja sama dengan dia," ungkap Bambang.

"Namun, bila kerja sama untuk tingkatkan lifting, tak masuk akal bila kita menggunakan skema gross split. Mungkin kita gunakan PSC, itu berarti peraturan nya harus dibikin," tambah Bambang.

BacaGus Falah Minta PHE Buka Biaya Survei Seismik Jambi Merang

Bambang melanjutkan, untuk saat ini Pertamina hanya bisa melakukan efisiensi. Tujuannya, untuk memberi kontribusi pada negara dikala lifting belum meningkat signifikan. 

"Bila kontribusi perusahaan pada negara naik melalui efisiensi, mungkin itu bisa digunakan untuk peralatan. Kita bertahan, pemasukan nya pun mantap, meski lifting tidak naik  signifikan," ujar Bambang.

Quote