Ikuti Kami

Megawati Soekarnoputri Gaungkan Kemerdekaan Hakiki Palestina dan Serukan Persatuan Global di Blitar

Dari Blitar, Megawati Serukan Dunia Bersatu dan Tegaskan Dukungan Tanpa Kompromi untuk Palestina Merdeka.

Megawati Soekarnoputri Gaungkan Kemerdekaan Hakiki Palestina dan Serukan Persatuan Global di Blitar
Presiden Kelima Republik Indonesia sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

Jakarta, Gesuri.id — Presiden Kelima Republik Indonesia sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, kembali menyerukan kemerdekaan hakiki bagi Palestina dan persatuan global negara-negara Asia-Afrika, dalam pidato kuncinya di seminar internasional “Commemorative Seminar of the 70th Anniversary of the 1955 Bandung Asian–African Conference: Bung Karno in a Global History”, Sabtu (1/11).

Acara yang digelar di Auditorium Sukarno, Kompleks Makam Bung Karno, Blitar, ini dihadiri oleh akademisi dan peneliti dari 32 negara, serta menjadi bagian dari rangkaian peringatan 70 tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) yang berlangsung khidmat di kota kelahiran Sang Proklamator.

Dalam pidatonya yang penuh semangat dan refleksi historis, Megawati menegaskan bahwa semangat Dasa Sila Bandung — yang lahir dari KAA 1955 — belum sepenuhnya terwujud jika Palestina masih belum merdeka secara utuh.

Baca: Ganjar Ajak Kader Banteng NTB Selalu Introspeksi Diri

“Saya selalu bertanya kepada para pemimpin Asia-Afrika, apa yang telah dihasilkan dari Dasa Sila Bandung bagi negerimu? Banyak memang yang sudah merdeka. Tetapi kemerdekaan yang hakiki seperti yang diinginkan Bung Karno, apakah betul telah terlaksana?” ujar Megawati.

Ia menegaskan, dukungan terhadap Palestina bukanlah isu politis semata, melainkan moral dan kemanusiaan universal yang diwariskan langsung dari Bung Karno.

“Jadi kalau saya ikuti kemarin di PBB, saya selalu mengatakan bahwa yang namanya Palestina Merdeka itu, menurut saya — dan sesuai juga dengan keinginan ayah saya — harus berdaulat, merdeka penuh. Jadi bukan harus ada tawar-menawar,” tegas Megawati.

Pernyataan ini memperkuat posisi Indonesia yang konsisten membela Palestina di berbagai forum internasional, termasuk di PBB dan Global Civilization Dialogue di Beijing yang juga dihadiri Megawati pada Juli 2025.

Megawati menilai bahwa Konferensi Asia–Afrika bukan sekadar peristiwa diplomatik historis, melainkan manifesto moral dunia yang masih relevan hingga kini — terutama di tengah meningkatnya ketimpangan global, perang, dan krisis kemanusiaan.

Baca: Ganjar Pranowo Tekankan Pentingnya Kritik

“KAA adalah simbol paling kuat dari visi internasional Bung Karno. Dunia harus kembali menghidupkan semangatnya untuk membangun tata dunia yang lebih adil dan berkelanjutan,” ujarnya.

Ia mengingatkan bahwa solidaritas Asia–Afrika tidak boleh berhenti pada wacana politik masa lalu. Semangat itu, kata Megawati, harus diterjemahkan menjadi kerja sama konkret menghadapi tantangan baru seperti perubahan iklim, ketimpangan ekonomi, dan neokolonialisme digital.

"Jadi bagi saya, tolonglah, jika kita bisa membuat pikiran kita futuristik ke masa depan, tolonglah, kita harus bersama lagi untuk mewujudkannya. Karena jika tidak kita bersatu, saya tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan," pesannya.

Quote