Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi X DPR RI, Mercy Chriesti Barends, mengingatkan pentingnya sensus ekonomi bagi arah kebijakan pembangunan di daerah maupun nasional.
Mercy menyampaikan data BPS bukan sekadar angka tetapi merupakan potret faktual kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat.
Baca: Ganjar Nilai Ada Upaya Presiden Prabowo Rangkul PDI Perjuangan
Data yang dikumpulkan BPS kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk dokumen publik yang dapat diakses oleh semua pihak.
Mercy mengatakan, jika tidak ada data, maka seluruh kebijakan pembangunan yang dibuat akan bersifat spekulatif bahkan subjektif.
"Ibaratnya, hanya mengikuti maunya kepala desa atau bupati saja tanpa relevansi dengan kondisi di lapangan, itulah yang saya sebut perencanaan ala Abu Nawas,” kata Mercy dalam kegiatan sosialisasi Sensus Ekonomi 2026 dan peningkatan literasi statistik masyarakat yang digelar bersama Badan Pusat Statistik (BPS) di Isabella Masohi, Jumat (03/10).
Mercy menegaskan perencanaan pembangunan mulai dari tingkat desa hingga nasional harus berbasis data yang akurat, kredibel, dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, masyarakat menjadi sumber utama dalam setiap proses sensus maupun survei yang dilakukan BPS.
Baca: Ganjar Pranowo Ungkap Masyarakat Takut dengan Pajak
“Data diambil langsung dari tengah-tengah kehidupan masyarakat. Mulai dari pelaku usaha super mikro, mikro, kecil, menengah hingga besar. Semua dilihat, mulai dari infrastruktur, sistem produksi sampai rantai distribusi ke konsumen. Jadi, masyarakatlah kunci dari akurasi data yang kita hasilkan,” jelas Mercy.
Sebagai pengurus DPP PDI Perjuangan Bidang Tenaga Kerja dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Mercy berharap masyarakat mendukung penuh pelaksanaan Sensus Ekonomi 2026.
“Kalau datanya kuat, maka kebijakan pembangunan juga akan tepat sasaran dan benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat,” pungkas Mercy.
