Sidoarjo, Gesuri.id – Komitmen PDI Perjuangan dalam mengawal aspirasi rakyat kembali terbukti di Kantor DPRD Kabupaten Sidoarjo. Sehari setelah unjuk rasa damai yang diselenggarakan oleh DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sidoarjo, Wakil Ketua Komisi B dari Fraksi PDI Perjuangan, Kusumo Adi Nugroho, dengan sigap menemui puluhan mahasiswa GMNI.
Pertemuan yang berlangsung produktif ini bukan sekadar formalitas, melainkan cerminan bahwa dialog dan sinergi antara gerakan mahasiswa dengan partai politik adalah jalan terbaik untuk mewujudkan perubahan substantif, jauh dari sekadar janji kosong.
Dalam suasana yang terbuka, Ketua DPC GMNI Sidoarjo, Antonius Sarozame Duha, bersama sekretaris dan para kader, tidak hanya menyampaikan tuntutan aksi. Mereka juga membuka diskusi yang lebih mendalam, menantang peran wakil rakyat dan partai politik.
Baca: Teguh Prakosa Ungkap Program dan Agenda Kerjanya
Pertanyaan yang diajukan secara khusus menyoroti kinerja DPRD secara keseluruhan dan peran PDI Perjuangan dalam memperjuangkan hak-hak rakyat. Pertanyaan ini menjadi kesempatan bagi Kusumo untuk menunjukkan bahwa PDI Perjuangan bukan hanya sekadar entitas politik, melainkan alat perjuangan rakyat yang nyata.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Kusumo Adi Nugroho menjelaskan dengan lugas bahwa PDI Perjuangan selalu berpegang teguh pada ideologi kerakyatan yang diwariskan oleh Bung Karno.
"Bagi kami, politik adalah pengabdian, bukan kekuasaan. Kami hadir di DPRD sebagai alat perjuangan untuk memastikan setiap kebijakan yang dibuat benar-benar berpihak pada wong cilik. Kami bukan hanya berbicara di ruang sidang, tapi juga turun ke lapangan, merasakan langsung denyut nadi masyarakat," tegas Kusumo.
Ia juga memaparkan berbagai program dan inisiatif yang telah dilakukan PDI Perjuangan di Sidoarjo, mulai dari pengawasan ketat terhadap birokrasi, perjuangan untuk kesejahteraan petani dan nelayan, hingga dukungan terhadap sektor pendidikan.
Kusumo melanjutkan dengan menjelaskan bagaimana PDI Perjuangan mengaplikasikan ideologi tersebut dalam merespons tuntutan GMNI. Terkait kasus meninggalnya Hanania, ia memastikan bahwa PDI Perjuangan akan mengawal proses hukum dan memanggil pihak-pihak terkait untuk audit pelayanan kesehatan.
"Kejadian ini tidak boleh terulang. Kami akan dorong investigasi menyeluruh di seluruh rumah sakit dan klinik. Ini adalah bentuk gotong royong kami dengan masyarakat untuk memastikan keadilan terwujud," jelasnya.
Lebih lanjut, Kusumo menyoroti urgensi tuntutan GMNI terkait Undang-Undang Perampasan Aset dan Reformasi Polri. Ia menegaskan bahwa kedua isu ini telah lama menjadi fokus perjuangan PDI Perjuangan, baik di tingkat daerah maupun nasional.
"Kami di PDI Perjuangan sangat serius dalam upaya pemberantasan korupsi. RUU Perampasan Aset adalah alat yang sangat penting untuk memiskinkan para koruptor dan mengembalikan hak-hak rakyat yang dicuri," tegasnya. Terkait reformasi Polri, Kusumo menekankan pentingnya sinergi antara aparat dan masyarakat. "Kami mendukung penuh upaya reformasi agar Polri semakin profesional dan humanis, terutama dalam mengamankan aksi unjuk rasa. Kebebasan berpendapat adalah hak dasar yang dijamin konstitusi," imbuhnya.
Baca: DPRD Jatim Soroti Alokasi Anggaran Bagi Tiap OPD
Diskusi tersebut berjalan hangat dan penuh semangat. Para kader GMNI mengapresiasi keterbukaan dan sikap solutif Kusumo Adi Nugroho. Pertemuan ini seolah menjadi simbol bahwa PDI Perjuangan tidak hanya mendengar aspirasi saat demo, tetapi juga siap berdialog secara substansial.
"Kami melihat ada komitmen kuat dari PDI Perjuangan untuk benar-benar mengawal aspirasi kami. Ini yang kami harapkan dari wakil rakyat," ujar Antonius.
Kusumo Adi Nugroho menutup pertemuan dengan janji untuk menindaklanjuti semua tuntutan yang disampaikan GMNI. "Perjuangan ini adalah perjuangan kita bersama. PDI Perjuangan akan selalu menjadi mitra bagi gerakan mahasiswa yang berani bersuara untuk keadilan. Mari kita wujudkan Sidoarjo yang lebih adil, aman, dan sejahtera dengan gotong royong," tutup Kusumo, menegaskan semangat kolaborasi antara partai dan kaum muda progresif.