Ikuti Kami

Prasetyo Tekankan Revitalisasi Monas Bukan Tebang Pohon

Revitalisasi Monas bukan untuk penebangan pohon yang beberapa hari terakhir ramai diperbincangkan publik.

Prasetyo Tekankan Revitalisasi Monas Bukan Tebang Pohon
Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi.

Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi menyebutkan memang ada anggaran untuk merevitalisasi kawasan Monumen Nasional (Monas) sekitar Rp114,47 miliar, namun  bukan untuk penebangan pohon yang beberapa hari terakhir ramai diperbincangkan publik.

"Bukannya tidak tahu, kami tahu (ada dana revitalisasi). Tapi kan di Banggar revitalisasi Monas ini kaitannya dengan penyelenggaraan Formula E, bukan untuk tebang-tebang pohon begitu. Jadi gimana pengaspalan, pengalihan sejumlah ruas jalan untuk jalan yang akan menjadi trek," kata Prasetio di Jakarta, Selasa (21/1).

Baca: Pandapotan Temukan Kejanggalan Proyek Revitalisasi Monas

Menurut Prasetyo, Pemprov DKI Jakarta   telah melakukan hal yang mubazir dengan  menebang 190 pohon di kawasan IRTI Monas, Jakarta Pusat, meskipun tindakan itu disebut  bagian dari proyek revitalisasi kawasan.

"Kalau alasannya untuk penghijauan kedepannya, ini tidak menambah luas Ruang Terbuka Hijau baru kok. Ini kalau saya bilang sih mubazir karena ini uang rakyat, yang saat ini lagi takut-takutnya nih sama banjir. Kenapa anggaran segitu besar (untuk penebangan) bukan buat penanganan banjir," ucap Prasetyo.

Menurut Prasetyo langkah yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta menebang pohon dan diinformasikan akan diganti dengan pohon Tabebuia adalah langkah yang tidak tepat dan tidak diperhitungkan secara baik.

"Ini yang kadang saya heran, sangat disayangkan karena pohon-pohon di Monas itu sudah besar-besar dan butuh puluhan tahun untuk Jakarta memiliki pohon seperti itu lagi. Cukup aneh bagi saya karena di saat dunia sedang berlomba-lomba melakukan penghijauan ini kok malah melakukan penebangan," katanya.

Terlebih, lanjut Prasetyo, Monas memiliki status sebagai cagar budaya sehingga tidak boleh sembarangan dalam melakukan revitalisasi.

"Makanya perlu ditinjau lagi konsep, kajian dan rencana induknya seperti apa," ucapnya.

Ke depannya, Prasetyo akan meminta Komisi D untuk memanggil SKPD terkait untuk kembali meninjau tindakan penebangan tersebut seperti apa yang dielaborasi dengan konsep revitalisasi Monas yang diusung Pemprov DKI Jakarta.

"Iya saya akan minta Komisi D untuk memanggil SKPD terkait, kami mau lihat aturan dari cagar budaya itu seperti apa, kita mau tahu konsep besar dari revitalisasi Monas seperti apa. Karena kan Monas itu cagar budaya, Monas tidak bisa sembarang diperlakukan, untuk bangun ini dan itu," ucap Prasetyo menambahkan.

Sementara itu, Kepala Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan DKI Jakarta Heru Hermawanto belum bisa menjelaskan secara pasti konsep revitalisasi Monas. Ia hanya memastikan bahwa pohon tersebut dirapikan.

"Dihilangkan atau enggak, kami belum tahu persis, yang jelas nanti pohon-pohonnya akan dirapikan," kata dia saat dihubungi.

Baca: Presiden Ingin Pastikan Peralatan di Waduk Pluit Optimal

Menurut Heru, kawasan tempat pohon itu sebelumnya ialah kawasan parkir IRTI Monas. Ia memastikan dengan ada pengaturan pohon kembali dapat merapikan kawasan parkir tersebut dengan pohon yang tersedia.

"Ya pasti nambah, lah (RTH-nya), parkiran itu nanti kan dihijaukan yang sisi IRTI, terus yang rusak kan masih banyak tanaman yang belum bener. Nanti saya paparkan. Ntar, kalau boleh, saya minta izin paparkan," katanya.

Quote