Ikuti Kami

Presiden Jokowi Lantik Pimpinan dan Dewas KPK

Kelima orang pimpinan KPK: Firli Bahuri, Alexander Marwata, Lili Pintauli Siregar, Nurul Ghufron dan Nawawi Pomolango.

Presiden Jokowi Lantik Pimpinan dan Dewas KPK
Presiden Joko Widodo melantik lima orang Pimpinan dan lima orang Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi pada siang hari ini, Jumat (20/12) di Istana Negara.

Jakarta, Gesuri.id - Presiden Joko Widodo melantik lima orang Pimpinan dan lima orang Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi pada siang hari ini, Jumat (20/12) di Istana Negara.

Baca: Arteria: Keputusan Dewas KPK Wewenang Presiden

Kelima orang pimpinan KPK adalah Firli Bahuri, Alexander Marwata, Lili Pintauli Siregar, Nurul Ghufron dan Nawawi Pomolango.

Sedangkan lima orang Dewan Pengawas KPK yang dipilih Jokowi, yaitu:

1. Tumpak Hatorangan Panggabean (mantan pimpinan KPK)
2. Harjono (Ketua DKPP)
3. Albertina Ho (hakim)
4. Artidjo Alkostar (mantan hakim agung)
5. Syamsudin Haris (peneliti LIPI)

Salah satu anggota Dewan Pengawas KPK, Harjono, sebelum pelantikan membenarkan penunjukan dirinya oleh Presiden Joko Widodo.

"Iya benar saya dihubungi (untuk menjadi Dewan Pengawas)," kata Ketua Dewan Kehormatan Pelaksanaan Pemilu Harjono saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Harjono mengaku ia menerima jabatan tersebut sebagai amanah.

"Ya pertama karena itu amanah yang diberikan ke saya, saya menghargai lah kepada beliau yang memberikan ke saya," ungkap Harjono.

Harjono mengaku dihubungi pada Kamis (19/12) malam.

"Saya pikir-pikir dulu baru menerima, dan baru ada keputusan pagi ini," tambah Harjono.

Namun Harjono mengaku tidak tahu siapa lagi anggota Dewas KPK.

Baca: Jokowi Umumkan Dewas KPK 20 Desember, Ada Kader Banteng

"Nanti, saya bekerja profesional dan independen saja," ungkap Harjono.

Adapun, empat orang anggota Dewas KPK yang ditunjuk Presiden Jokowi adalah mantan pimpinan KPK jilid I Tumpak Hatorangan Panggabean, Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Kupang, Nusa Tenggara Timur Albertina Ho, mantan Hakim Agung di Mahkamah Agung Artidjo Alkostar, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Sjamsuddin Haris.

Quote