Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI, Rieke Diah Pitaloka, menyampaikan kekecewaan dan rasa terancam usai dirinya dituduh menyebarkan hoaks oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam terkait pernyataannya mengenai dugaan kekerasan dalam penggusuran proyek Rempang Eco-City.
Tudingan itu muncul setelah Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) antara Komisi VI DPR dan masyarakat Rempang, dimana Rieke mengungkapkan sejumlah temuan yang menunjukkan adanya tindakan kekerasan terhadap warga.
Hal ini kembali ditegaskannya dalam audiensi Tim Panja Pengawasan Tata Kelola Kawasan Batam dengan Masyarakat Kota Batam yang digelar di Hotel Marriott Batam, Jumat (18/7/2025).
Dalam forum tersebut, Rieke menyoroti masih adanya intimidasi di lapangan, termasuk insiden yang terjadi pada 8 Juli di Tanjung Banon. Menurutnya, tim BP Batam diduga melakukan penggusuran dengan cara-cara tidak manusiawi, termasuk terhadap warga lanjut usia.
“Saya ingin klarifikasi, Pimpinan (rapat audensi Panja), karena dalam pemberitaan, secara jujur saya ingin mengatakan bahwa kita ini kerja dilindungi oleh konstitusi. DPR sendiri saja saya merasa tidak aman, saya merasa tidak nyaman,” kata politisi PDI Perjuangan itu, dikutip pada Sabtu (19/7/2025).
Rieke menegaskan bahwa pertemuan dengan masyarakat Rempang di gedung parlemen adalah rapat resmi dan terbuka. Oleh karena itu, apa yang disampaikan dalam forum tersebut merupakan bagian dari fungsi pengawasan DPR RI.
“Tapi yang dilakukan oleh BP Batam bukan melakukan klarifikasi, tapi melakukan konferensi pers dan menyatakan saya melakukan hoaks (tentang) terjadi kekerasan di Rempang begitu,” ujar Rieke.
"Jangankan orang Rempang, seluruh Indonesia juga tahu kok terjadi kekerasan saat itu," lanjut dia.
Ia menilai langkah BP Batam sebagai bentuk intimidasi terhadap anggota DPR yang sedang menjalankan tugas konstitusionalnya.
“Ini adalah mekanisme yang tidak benar. DPR RI saja mereka berani (melakukan) pernyataan sepihak, itu bentuk ancaman kepada saya,” tegas Rieke.
Meski begitu, ia menyatakan tidak akan mundur dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat.
“Statemen saya sama dengan statemen Presiden Prabowo, ‘Saya tidak takut demi rakyat, bangsa, dan negara. Saya tidak takut’,” pungkasnya.