Ikuti Kami

Cagub Rusmadi Siap Tingkatkan Nilai Tukar Petani

Faktor nilai tukar petani masih rendah, berarti biaya produksi lebih besar dari yang dihasilkan

Cagub Rusmadi Siap Tingkatkan Nilai Tukar Petani
Kupas Kandidat di TVRI membedah visi misi pasangan Cagub-Cawagub Kaltim Rusmadi-Safaruddin

Jakarta, Gesuri.id - Cagub Kaltim Rusmadi Wongso siap untuk meningkatkan nilai tukar petani agar tingkat kesejahteraan petani bisa ikut meningkat. Rusmadi mengaku bahwa hal tersebut menjadi indikator kemiskinan bagi daerah.

"Faktor nilai tukar petani masih rendah, berarti biaya produksi lebih besar dari yang dihasilkan. Sehingga memang yang harus dilakukan; pertama, selain petani diharapkan mendapatkan harga terbaik terkait pemasarannya, Perlu kepastian tentang pasar dari produksinya. Paling penting juga bagaimana menekan biaya-biaya produksi ini,” katanya saat menjawab pertanyaan menohok dari Prof Dr Ir Bustanul Arifin MSc pada acara “Kupas Kandidat”. Acara yang disiarkan secara nasional dari Studio TVRI Pusat Jalan Gerbang Pemuda, Senayan, Jakarta, Kamis 7/6/2018.

Baca : Popularitas Rusmadi- Safaruddin Sampai ke Desa-Desa

Menurut Rusmadi, saat ini di Kaltim memiliki luas lahan 73 ribu hektar. Dari jumlah tersebut baru 13 ribu hektar yang beririgasi. "Jadi persoalan irigasi itu, mau tidak mau harus ditingkatkan luasan lahan yang dirigasi,” ujarnya.

Berikutnya, Rusmadi juga siap untuk menata persoalan mekanisasi pertanian. "kita tidak mungkin berharap produktifitas ketika soal mekanisasi belum teratasi. Tapi saya melihat dalam rangka meningkatkan produktifitas air menjadi kunci, Kalau selama ini lahan petani rata-rata hanya untuk satu kali tanam selama setahun, kita ingin meningkatkan IP (indek pertanamannya) menjadi dua kali atau tiga kali,” ujarnya.

Faktor lainnya yang menyebabkan biaya produksi petani tinggi adalah jalan produksi. Hal ini menjadi persoalan serius di Kaltim. “Saya tidak bicara kewenangan, yang sebenarnya adalah kewenangan bupati. Tetapi, ketika saya diberi amanah sebagai gubernur, insya Allah jalan produksi ini saya kerjakan. Saya akan menantang para bupati; “Bupati punya apa? Kalau punya alat persiapkan alat dong seperti hand tractor, exavator untuk memperbaiki jalan-jalan produksi,” kata Rusmadi, bersemangat.

Faktor lainnya yang menyebabkan biaya produksi petani tinggi adalah jalan produksi. Menurut mantan Kepala Bappeda kaltim itu adalah persoalan serius yang dihadapi para petani di Kaltim.

“Saya tidak bicara kewenangan, yang sebenarnya adalah kewenangan bupati. Tetapi, ketika saya diberi amanah sebagai gubernur, insya Allah jalan produksi ini saya kerjakan. Saya akan menantang para bupati; “Bupati punya apa? Kalau punya alat persiapkan alat dong seperti hand tractor, exavator untuk memperbaiki jalan-jalan produksi,” kata Rusmadi, bersemangat.

Menurut Rusmadi yang akrab disapa Cak Rus, selama jalan produksi itu rusak, maka dapat dipastikan biaya produksi petani jadi tinggi. Baik itu untuk mengangkut sarana produksi maupun ketika menjual hasil pertanian.

Seperti diketahui, Bustanul Arifin menjadi salah dari 4 panelis yang ikut hadir dalam acara Kupas Kandidat tersebut. Ahli ekonomi pertanian dari INDEF (Institute For Develoment of Economic and Finance) mendapat giliran kedua bertanya, setelah Prof Dr R Siti Juhro dari LIPI mengupas masalah demokrasi dan politik di daerah.

“Saya buka data. Tambang masih negatif. Saya apresiasi cagub dan cawagubnya karena mengatakan untuk fokus pada transportasi. Tapi, pak cagub dan cawagub, tolong jelaskan kepada kami Nilai Tukar Petani masih rendah, masih di bawah 100. Tepatnya 93. Kalau nelayan sih masih cukup tinggi. Bagaimana cara atau strategi program, jika bapak berdua ini terpilih, dalam memberikan ruang dan tempat untuk petani mendapatkan kesejahteraannya. Karena sebagian barang masih mahal. Penghasilan petani masih belum mampu menopang hidupnya. Kami ingin dengarkan hal itu?” ujar Bustanul Arifin bertanya kepada Cagub Rusmadi.

Quote