Ikuti Kami

Perjuangan Dadang-Sugeng Buat Yang Papa

Memberi perlindungan masyarakat miskin Kota Bogor, sekaligus melakukan pemberdayaan.

Perjuangan Dadang-Sugeng Buat Yang Papa
Calon nomor 4 Pilwakot Bogor

Bogor, Gesuri.id – Pasangan nomor urut 4 calon walikota dan wakil walikota Bogor, Dadang Iskandar Danubrata -Sugeng Teguh Santoso punya keberpihakan kepada yang miskin alias papa. Perlindungan, pemberdayaan wong cilik jadi program prioritas.

Misalnya program pembangunan rumah sakit tanpa kelas. Program ini menurut Dadang terinspirasi dari partainya, PDI Perjuangan. “Itu sudah diwujudkan. Khususnya oleh PDI Perjuangan yang membangun rumah sakit tanpa kelas di Cirebon yang sudah diresmikan oleh Megawati Soekarnoputri dan juga di Sukabumi yang diresmikan oleh DPP PDI Perjuangan,” ujar Ketua DPC Bogor PDI Perjuangan ini, kemarin.

Sejatinya program rumah sakit tanpa kelas ini mendorong pelayanan kesehatan bagi masyarakat tidak mampu. Dadang memaparkan, rumah sakit tanpa kelas yang dimaksud yakni tidak adanya kelas seperti VIP (very important person), kelas satu, atau kelas dua. “Semuanya kelas tiga karena memang diperuntukkan untuk masyarakat tidak mampu,” sebutnya. “Tapi mutu pelayanan yang akan tetap sama sama dengan rumah sakit umum lainnya,” tambah Dadang.

Calon walikota nomor 4 ini juga bertekad memprioritaskan anggaran untuk penambahan ruang kamar di RSUD Kota Bogor pada tahun pertama apabila terpilih. Sebab baginya itu menyangkut kebutuhan hak hidup orang banyak. “Kita memang bisa membantu warga ini tapi kan dirasa tidak adil untuk yang lain yang mungkin sudah mengantri lama. Karena hampir setiap hari 50 lebih orang mengantri untuk mendapatkan rawat inap,” terangnya.

Pasangan yang diusung PDI Perjuangan dan PKB ini memang merakyat. Keduanya menerapkan konsep membangun masyarakat bawah.  Sugeng yang mendampingi Dadang pada pilkada serentak Juni mendatang menambahkan, konsep tersebut guna memperkuat basis ekonomi kerakyatan. “Jadi kita punya konsep membangun masyatakat bawah, APBD pro rakyat, Kita akan memperkuat basis rakyat dengan problem Setara," sebutnya kepada gesuri.id.

Apa program Setara itu? Sugeng menjelaskan, hal itu merupakan akronim dari Setahun 50 Juta Satu RT. Di mana, nantinya setiap RT diberikan dana untuk membangun wilayahnya sendiri. Tentu dengan adanya verifikasi terlebih dahulu dan diikuti pengawasan ketat.

"Setahun satu RT Rp 50 juta, 4000 RT jadi 200 miliar, verifikasi dan ada proposalnya. Kita latih dulu bimtek (bimbingan teknis). Jadi memberi stimulan, pada komunitas terkecil, ada pergerakan ekonomi," urainya.

Dia melanjutkan, dana itu juga dikhususkan setengahnya dalam pembangunan infrastuktur dan sarana umum seperti MCK (mandi, cuci, dan kakus). Sedangkan 40 persen lainnya akan digunakan untuk peningkatan ekonomi. "Intinya mengentaskan kemiskinan satu diantara program utama kita, jadi dana itu bisa dipakai bangun mck, fasilitas umum, sanitasi, RTLH (penanganan rumah tidak layak huni), dan lainnya," beber lelaki yang kerap memaka peci hitam ini.

Quote