Ikuti Kami

Gus Dur, Melawan Diskriminasi & Merangkul Keindonesiaan! 

teladan NU dapat dilihat dari peran kepemimpinan Gus Dur saat menjadi Presiden yang membuktikan dirinya untuk keIndonesiaan seutuhnya. 

Gus Dur, Melawan Diskriminasi & Merangkul Keindonesiaan! 
Ketua PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) H. Abidin Fikri.

Jakarta, Gesuri.id - Ketua PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) H. Abidin Fikri, memiliki pandangan khusus tentang Presiden Republik Indonesia Ke-4, KH. Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur.

Menurut Abidin, yang juga warga NU ini, teladan NU dapat dilihat dari peran kepemimpinan Gus Dur saat menjadi Presiden yang membuktikan dirinya untuk keIndonesiaan seutuhnya. 

"Pemimpin negara yang merangkul semua komponen keindonesiaan, kita harus mengingat peran Gus Dur yang menetapkan Konghucu sebagai agama resmi di Indonesia. Ia hapus diskriminasi warisan Orde Baru tentang pembatasan agama kepercayaan dan istiadat Tionghoa," ungkap Abidin.

Baca: Gus Falah Ungkap Sinergi Banteng-Nahdliyin era Reformasi

Kader PDI Perjuangan itu melanjutkan, Gus Dur hadir untuk melawan ketidakadilan. Baginya, Indonesia adalah rumah yang nyaman untuk melindungi seluruh tumpah darah Indonesia.

" Pasca transisi kekuasaan di era reformasi, Gus Dur lah orang yang berani menabrak arus diskriminasi," tegas Abidin. 

Abidin melanjutkan, pemikiran Gus Dur yang mencintai keberagaman, kerukunan dan pendamba kedamaian sungguh kian dirindukan saat ini. Dari Gus Dur kita belajar menghargai kebhinekaan. 

Karena perbedaan sejatinya adalah ciptaan Allah SWT yang mesti disyukuri dan dirawat di bumi Indonesia. 

"Gus Dur mengajarkan kita memahami, bahwa eksistensi Indonesia sebagai suatu negara dan bangsa tak ternilai harganya. Sikap legowo, tidak mendendam dan pemaaf adalah sikap Gus Dur dalam menghindari perpecahan dan mengatasi ketegangan politik sesama anak bangsa. Karena Gus Dur begitu mencintai Kemanusiaan, perdamaian dan kerukunan," ujar Gus Dur. 

Baca: Harlah Ke-95, Bamusi Ungkap Kedekatan NU Dengan Bung Karno

Abidin menyatakan, dalam Gus Dur, kesetimbangan Al-ukhuwah al-islamiyyah (persaudaraan Islam) dan al-ukhuwah insaniyah (persaudaraan manusia) mendarah daging dalam sikap. Laku hidup demikian itu jadi langka di era kekinian.

Menurut Abidin, semua nilai-nilai yang diwariskan Gus Dur diharapkan dapat membuka mata, pikiran dan hati kita semua bahwa urusan perbedaan bukanlah hal yang mesti direpotkan.

"Gus Dur seumpama Qurban bagi pencerahan Bangsa Indonesia agar tidak makin rusak karena ancaman perpecahan. Karena Gus Dur, Sabang sampai Merauke tetap utuh, NKRI tetap ada seperti semangat Proklamasi 17 Agustus 1945. Sikap, laku dan prinsip hidup beliau patut jadi pelita bagi generasi penerus bangsa," ujarnya.

Quote