Ikuti Kami

Judit Ajak Generasi Muda Lebih Kritis dan Obyektif Akan Isu Terkini

Ajakan ini menjawab rencana pemerintah yang hendak memberikan gelar Pahlawan Nasional ke mantan Presiden Soeharto. 

Judit Ajak Generasi Muda Lebih Kritis dan Obyektif Akan Isu Terkini

Jakarta, Gesuri.id - Perwakilan Gen Z, Juditha Danuvanya mengajak generasi muda lebih kritis dan obyektif dengan isu terkini. 

Ajakan ini menjawab rencana pemerintah yang hendak memberikan gelar Pahlawan Nasional ke mantan Presiden Soeharto. 

"Kita sebagai gen Z, jangan mau dikerdilkan justru kita bisa lebih kritis. Kita semua berhak berlajar dari manapun dan melihat segala sesuatu dengan obyektif." Kata Judit. 

Baca: Mengenal Sosok Ganjar Pranowo. Keluarga, Tempat Bersandar

Terkait kontroversi jasa Soeharto yang memberikan pembangunan selama masa pemerintahannya, Judit mejelaskan sudah sepatutnya dan selayaknya kepala negara melalukan pembangunan yang merata dari Sabang hingga Merauke. 

"Kalau ada yang bilang Soharto adalah bapak pembangunan, itu sudah tugas kepala negara memberikan pembangunan yang merata di seluruh Indonesia." Papar Judit. 

Seperti diketahui hasil analisis media kernel Drone Emprit ihwal rencana pemberian gelar pahlawan nasional untuk Soeharto menunjukkan citra negatif di media sosial. Pendiri media kernel Drone Emprit, Ismail Fahmi, mengatakan pemantauan platform media sosial dan portal berita selama 20 Oktober-7 November 2025 memperlihatkan 63 persen sentimen negatif di media sosial. 

Sedangkan, hanya 27 persen yang berisi sentimen positif dan 11 persen netral. 

Baca: Ganjar Tegaskan Pemuda Harus Benar-benar Siap

Adapun sentimen negatif menyinggung Soeharto sebagai simbol KKN dan penggadai kekayaan alam, pelanggar HAM berat dan dalang genosida 1965-1966, serta kebijakan rezim Orde Baru yang represif menindas kebebasan dan umat Islam. Lainnya sentimen negatif menyebut bahwa pemberian gelar Soeharto untuk memutihkan sejarah Orde Baru dan korupsi sistemiknya, serta terkesan ironi karena menjadikan aktivis 1998 seolah penjahat. 

Narasi penolakan di media sosial memunculkan tagar perlawanan masif di X seperti #SoehartoBukanPahlawan dan #TolakGelarPahlawanSoeharto. Ismail menuturkan bahwa influencer yang kontra pemberian gelar ini memiliki interaksi yang jauh lebih tinggi dan organik dibandingkan akun-akun pendukung gelar Soeharto. 

Selain itu, media sosial juga dipenuhi kekhawatiran pemberian gelar akan menganulir perjuangan Reformasi 1998 dan melanggengkan impunitas kejahatan masa lalu. Apalagi pemberian gelar untuk Soeharto bersamaan dengan rencana pemberian gelar pahlawan kepada korban rezimnya, yakni Abdurrahman Wahid

Quote