Ikuti Kami

Hasto: Indonesia Amat Kaya Anekaragam Pangan, Hindari Impor!

PDI Perjuangan: Merawat sungai, bersihkan lingkungan, dan gerak menanam tanaman menjadi Kultur Partai.

Hasto: Indonesia Amat Kaya Anekaragam Pangan, Hindari Impor!
PDI Perjuangan meluncurkan buku Merawat Pertiwi, Jalan Megawati Soekarnoputri Melestarikan Alam, yang mengambil saripati pengalaman Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri di dalam menjaga bumi. (Foto: Istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan PDI Perjuangan menjadikan gerakan merawat sungai, membersihkan lingkungan, dan gerakan menanam tanaman menjadi bagian dari kultur Partai. 

Baca: DPP PDI Perjuangan Instruksikan Kader Tolak Impor Beras!

“Berpolitik itu merawat kehidupan, membangun paradaban. Dengan lingkungan hidup yang indah, asri, dan bersih, akan menciptakan rasa syukur. Ruang sosial menjadi nyaman. Karena itulah menanam tanaman bersifat wajib sebagai kesadaran berorganisasi Partai,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Rabu (24/3). 

Hal itu, lanjutnya, guna memerkuat kuktur pro lingkungan hidup tersebut, hari ini, PDI Perjuangan bermaksud meluncurkan buku "Merawat Pertiwi, Jalan Megawati Soekarnoputri Melestarikan Alam" yang mengambil saripati pengalaman Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri di dalam menjaga bumi. 

“Buku Merawat Pertiwi dengan editor Kristin dan Maria Karsia tersebut menggambarkan perhatian Ibu Megawati Soekarnoputri yang begitu besar terhadap gerak menjaga lingkungan hidup,” jelasnya. 

Menurut Hasto, jalan menanam bagi Megawati merupakan jalan kehidupan, penuh dengan nilai welas asih, tradisi kontemplasi dan sekaligus jalan menjaga bumi dengan menyediakan oksigen bagi kehidupan. 

Baca: Cegah Impor Beras, Hasto: Diversifikasi Pangan Penting!

Ia menambahkan gerak menanam tanaman yang bisa dimakan yang telah dimulai sejak 1 tahun yang lalu, termasuk tanaman pendamping beras, dilakukan dengan kesadaran agar Indonesia yang begitu kaya dengan keanekaragaman makanan bisa dengan kepala tegak menempuh jalan berdiri dibatas kaki sendiri dalam kebutuhan pangan rakyat Indonesia. 

“Tindakan impor beras yang dilakukan sepihak oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi lahir dari kalkulasi pragmatis. Seorang menteri harus memahami keanekaragaman pangan, dan berpikir bagaimana Indonesia bisa mengekspor pangan, bukan sebaliknya,” pungkasnya.

Quote