Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR RI, Bonnie Triyana menyoroti kasus kekerasan terhadap anak di lingkungan pendidikan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Salah satunya adalah terkait kekurangan guru konseling di tiap-tiap sekolah.
Politisi PDI Perjuangan itu mengatakan, penanganan kasus kekerasan terhadap anak di Lebak harus dilakukan secara bersama.
Baca: Vita Tekankan Pentingnya Perlindungan Ekstra
"Baik dinas pendidikan (Dindik), pemerintah daerah (Pemda) kemudian dinas perempuan dan anak," katanya kepada TribunBanten.com, Kamis (2/9).
Bonnie menilai, bahwa sekolah di Lebak sekarang ini tengah mengalami kekurangan guru konseling yang memadai, sehingga hal itu menjadi problem di sekolah.
"Banyak aduan, misalnya murid SMP muridnya ada 1000 lebih, tapi guru konseling nya cuma satu. Padahal, idealnya guru konseling itu satu guru menangani 100 orang murid," ujarnya.
"Kenapa guru konseling penting? Karena guru konseling lah yang bisa melakukan pendampingan, sekaligus pendekatan kepada siswa yang dianggap bermasalah," sambungnya.
Menurutnya, ketika seorang siswa memiliki masalah di internal sekolah, maka guru konseling dapat melakukan pendekatan kepada siswa tersebut.
"Nah, dia bisa bicara dengan keluarganya dan anaknya. Sehingga guru konseling itu bisa mencari akar permasalahannya. Supaya siklusnya dihentikan," ujarnya.
"Karena selama ini kan dibiarkan dan siklus kekerasan itu diwariskan dari angkatan, ke angkatan lain. Memang tidak pernah dicari persoalannya, bisa saja masalahnya dari keluarga," sambungnya.
Baca: Vita Dorong Penyelidikan Ulang Kasus Kematian Arya Daru
Bonnie mengungkapkan, problematik kekurangan guru konseling dimungkinkan tidak hanya terjadi di Lebak saja, melainkan juga terjadi dibeberapa wilayah di Indonesia.
Oleh sebab itu, dirinya mengaku akan membawa permasalahan ini ke rapat kerja dengan Kementerian Pendidikan.
"Makanya kami, terutama saya dari komisi X DPR RI akan menyampaikan, bahwa guru konseling sangat penting untuk menangani kekerasan siswa di sekolah," pungkasnya.