Ikuti Kami

HUT ke-35 YPSIM, Sofyan Tekankan Konsistensi

Keberhasilan itu buah dari konsistensi untuk terus berinovasi.

HUT ke-35 YPSIM, Sofyan Tekankan Konsistensi
Pendiri YPSIM, Sofyan Tan.

Medan, Gesuri.id - Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda (YPSIM) kini genap berusia 35 tahun. Sekolah yang awalnya hanya memiliki tujuh lokal dan empat ruangan tersebut, saat ini sudah mampu menampung 3.900 anak didik. 

Menurut Pendiri YPSIM, Sofyan Tan, keberhasilan itu buah dari konsistensi untuk terus berinovasi.

"Bentuk komitmen dalam dunia pendidikan tidak cukup hanya diaplikasikan pada pembangunan fisik seperti gedung dan berbagai fasilitas lainnya. Namun konsistensi untuk terus berinovasi serta meningkatkan kapasitas dan kualitas seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan itu sendiri menjadi kunci untuk tetap eksis," katanya.

Baca: Sofyan Serahkan SK Kartu PIP Kepada Pelajar di Tebingtinggi

Dihadiri Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Menristek), Nadiem Anwar Makarim, perayaan HUT ke-35 YPSIM menyuguhkan lagu-lagu, tarian, baca puisi, atraksi beladiri dari anak didik YPSIM. Sofyan Tan yang kini menjabat Anggota Komisi X DPR RI sangat bersyukur jika perjalanan YPSIM masih kokoh hingga kini. Meski diakuinya, di awal berdiri sangat sulit.

"Saya mulai membangun sekolah ini karena adanya berbagai kesulitan yang saya alami saat itu. Saya berasal dari keluarga yang susah, ayah saya seorang penjahit dan kami hidup dalam kemiskinan. Dari situ saya berniat untuk membangun sebuah sekolah agar orang-orang yang mengalami nasib seperti saya dulu tetap bisa bersekolah," katanya.

Dalam perjalanannya, Sofyan Tan mengaku sekolah yang dibangunnya untuk kalangan warga miskin yang sebelumnya tidak memiliki biaya untuk pendidikan tersebut akhirnya mulai menemui masalah. 

Masalah tersebut yakni ketidakmampuan sekolah untuk membayar cicilan ke perbankan. Ia akhirnya berniat untuk menjual sekolah tersebut dan membiarkan impiannya untuk membantu warga miskin mendapatkan pendidikan berakhir begitu saja.

"Namun saya beruntung bertemu dengan sosok seperti Bapak Sarwono Kusumaatmaja yang banyak membantu. Dia bilang, saya bodoh kalau menjual sekolah ini. Berkat bantuan beliau sekolah ini pun bisa mendapatkan keistimewaan yakni tidak perlu membayar bunga bank yang tinggi, dan hanya membayar pinjaman dengan waktu yang tidak ditentukan," katanya.

Mendapat keringanan tersebut, Sofyan Tan mengaku sangat bersemangat dan melanjutkan impiannya untuk menjadikan YPSIM menjadi sekolah yang akan menjembatani pendidikan bagi warga miskin. 

Baca: Sofyan Nilai Perlu Pergantian UU Tentang Kepariwisataan

Tidak hanya itu, pengalamannya yang mendapat kesusahan akibat berbagai bentuk diskriminasi pada zaman dahulu juga memotivasinya untuk menjadikan sekolahnya menjadi tempat yang ramah bagi siapa saja tanpa mempermasalahkan latar belakang suku, agama, ras dan perbedaan lainnya.

"Sekolah ini harus menjadi wadah untuk memotivasi dan memberi pemahaman mengenai pentingnya rasa saling menghormati dan pentingnya wawasan kebangsaan diatas semua perbedaan yang ada," katanya.

Model pendidikan yang diterapkan pada YPSIM sendiri mendapat apresiasi dari Mendikbudristek Nadiem Makarim. Menurut Nadiem, keindahan akan keberagaman di Indonesia memang selayaknya dimulai dari dunia pendidikan. 

"Saya menemukan hal itu di Sekolah YPSIM. Saya bisa melihat seluruh rumah ibadah lintas agama berdiri berdampingan disini. Ini mengedukasi kita betapa indahnya untuk saling menghormati perbedaan yang ada," katanya.

Quote