Ikuti Kami

KBRI & Lembaga Kajian Ternama Tunisia Jalin Kerja Sama

KBRI Tunisa dan Baitul Hikmah, Lembaga Kajian Ternama Tunisia akan menjalin kerja sama kajian tentang Islam Indonesia dan Pancasila.

KBRI & Lembaga Kajian Ternama Tunisia Jalin Kerja Sama
Dubes RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi.

Jakarta, Gesuri.id - KBRI Tunisia dan Baitul Hikmah, Lembaga Kajian Ternama Tunisia akan menjalin kerja sama kajian tentang Islam Indonesia dan Pancasila.

"Islam ala Indonesia dan Pancasila mulai menarik perhatian para pemikir di Tunisia." kata Dubes RI untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi saat pertemuan antara Mahmud Ramadhan, Ketua Baitul Hikmah, yang didampingi Monchef Abdul Jalil dengan Faraiditto Suharyono, Fungsi Politik dan Pensosbud, KBRI Tunisia.

Baca: 'Ngabuburit', Gus Mis Blusukan ke Tempat Tinggal WNI

"Mereka mengapresiasi ekspresi keislaman dan tegaknya Pancasila sebagai falsafah yang menjadikan Indonesia kokoh di tengah kebhinnekaan dan infiltrasi ideologi transnasional," kata Gus Mis.

Gus Mis menambahkan, inisiatif muncul dari para pemikir Tunisia yang mulai mengkaji perkembangan Islam ala Indonesia yang mampu melahirkan keberagamaan yang toleran dan moderat, serta berpartisipasi dalam melahirkan dan membumikan Pancasila.

"Saya sendiri dari awal mempunyai visi dan misi untuk mengenalkan Islam Indonesia dan Pancasila di Tunisia dan kawasan Timur-Tengah, tetapi rupanya para pemikir Tunisia mempunyai keinginan dan minat yang sama. Ini dapat disebut gayung bersambut, karena kita bisa berperan lebih pada tataran global," ujar Dubes RI yang juga kader PDI Perjuangan ini.

Para pemikir Tunisia mulai tertarik dengan Indonesia setelah mengenal pemikiran para cendekiawan Muslim di Tanah Air, seperti Nurcholish Madjid, Buya Hamka, Abdurrahman Wahid dan lain-lain.

Baca: KBRI Tunisia Gelar "Serba-Serbi Tunisia Bersama Gus Dubes"

"KBRI Tunis sudah menerjemahkan karya Buya Hamka dan Nurcholish Madjid ke dalam bahasa Arab. Selanjutnya kami akan menerjemahkan buku Bung Karno, Buya Syafii Maarif, Gus Dur, dan lain-lain, sehingga pemikiran keislaman ala Indonesia mulai dikenal luas," ujar Dubes RI yang juga akrab dikenal sebagai cendekiawan Nahdlatul Ulama.

Yang paling menarik, karena Pancasila mulai menjadi perhatian para pemikir di Tunisia.

"Mereka memandang Pancasila sebagai kekuatan yang dimiliki Indonesia, sebab itu perlu kajian yang mendalam tentang Pancasila, baik sebagai bahan kajian maupun upaya mengambil pelajaran dari Pancasila dalam rangka membangun negara yang berdaulat, adil, dan makmur," ujarnya.

Quote