Ikuti Kami

Mensos Juliari: Sebenarnya Dua Bulan Ini Sudah New Normal  

Mensos: Sebenarnya yang kita lakukan dua bulan ini udah new normal dan bukan sesuatu hal yang baru.

Mensos Juliari: Sebenarnya Dua Bulan Ini Sudah New Normal  
Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara.

Jakarta, Gesuri.id - Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara menilai istilah new normal sebetulnya sudah mulai ia rasakan sejak dua bulan belakangan.

"Kesannya judulnya gimana gitu ya," ungkapnya spontan.

"Sebenarnya yang kita lakukan dua bulan ini udah new normal dan bukan sesuatu hal yang baru," ucap Mensos di Depok, saat meninjau dan membagikan langsung bantuan sembako Presiden ke masyarakat, Selasa (26/5).

Mensos Juliari juga menjelaskan pandangannya soal seperti apa penerapan new normal tersebut.

"New normal ini maskeran (penutup mulut) semua."

Baca: Presiden Minta Komunikasi Dengan Pemda Terkait New Normal 

"Mana biasa kita maskeran semua (sebelumnya)," ucapnya Mensos Juliari Batubara saat ditanya terkait tanggapan istilah tersebut.

Dirinya menilai, new normal yang akan dimulai 1 Juni 2020 atau tahap 1 ini, tidak hanya sekadar memakai masker penutup mulut.

Baginya, menjaga jarak atau physical distancing dengan yang lain juga bagian dari New Normal sebagai langkah pencegahan penyebaran Covid-19.

Kemudian, ia juga menyebutkan, rajin mencuci tangan dengan menggunakan sabun tangan untuk menjaga kebersihan adalah bagian kenormalan yang baru.

"Maskeran, jaga jarak, cuci tangan pakai sabun itu new normal semua," urainya.

New normal juga mempengaruhi beberapa aktivitas manusia seperti halnya dalam dunia bekerja.

Semenjak Covid-19 mewabah di Indonesia, anak-anak sekolah juga merasakan 'new normal' dalam dunia bersekolah mereka.

"Kemudian yang biasanya rapat ketemu sekarang virtual," ucap Mensos yang juga telah melakukan halalbihalal secara virtual dengan pegawai kementerian sosial dari seluruh Indonesia.

Ia juga mengatakan anak sekolah yang biasanya sekolah, sekarang harus datang ke kelas virtual.

"Ya itu new normal semua," ucap Mensos Juliari Batubara.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi ) mengatakan pemerintah menginginkan masyarakat tetap produktif dan aman di tengah darurat Covid-19.

Masyarakat tetap dapat beraktivitas namun aman dari penularan Covid-19.

"Ya beraktivitas, ya," ujar Presiden dalam video yang diterima Tribun, Jumat (15/5).

Menurutnya, lambat laun masyarakat harus berkompromi dengan Covid-19.

Masyarakat harus hidup berdampingan dengan Corona.

Karena berdasarkan laporan WHO, virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina itu tidak akan hilang.

"Karena informasi terakhir dari WHO, yang saya terima, bahwa meskipun kurvanya sudah agak melandai, atau nanti menjadi kurang, tapi virus ini tidak akan hilang."

"Artinya, sekali lagi kita harus berdampingan hidup dengan Covid."

"Sekali lagi yang penting masyarakat produktif dan aman dari Covid," tuturnya.

Berdamai dengan Covid-19 menurut Presiden bukan berarti bahwa masyarakat menyerah terhadap penyebaran virus yang hampir menyebar di seluruh negara di dunia itu."

"Melainkan, masyarakat harus menyesuaikan diri dengan penyebaran virus tersebut.

"Kita lawan keberadaan virus Covid tersebut dengan mengedepankan dan mewajibkan protokol kesehatan yang ketat, yang harus kita laksanakan," jelasnya.

Pemerintah, menurut Presiden, akan mengatur kehidupan masyarakat akan kembali normal secara bertahap, menyesuaikan dengan perkembangan kondisi di lapangan.

Keselamatan masyarakat menurutnya harus tetap menjadi prioritas.

"Ini bukan dilema. Kehidupan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini."

"Itu keniscayaan, itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai new normal, atau tatanan kehidupan baru."

"Tapi kehidupan yang berbeda itu bukan kehidupan yang penuh pesimisme atau ketakutan."

"Kita kembalikan produktivitas kita dengan optimisme, karena kita juga tetap menerapkan berbagai mekanisme pencegahan," paparnya.

Baca: Perlu Hati-hati Dengan Istilah New Normal

Presiden Jokowi juga mengatakan pemerintah belum akan melonggarkan protokol kesehatan PSBB dalam menghadapi penyebaran Covid-19.

Pemerintah akan terlebih dahulu melihat perkembangan penyebaran Covid-19  sebelum mengambil keputusan lebih lanjut.

"Belum ya. tetapi kita ingin terus akan melihat angka-angka."

"Akan melihat fakta-fakta di lapangan," kata Presiden.

Menurutnya, keputusan atau kebijakan dalam menghadapi penyebaran Covid-19 harus dikaji dengan matang.

Sehingga, tidak keliru dalam penerapannya di lapangan.

"Intinya, kita harus sangat hati-hati."

"Jangan sampai kita keliru memutuskan, jangan sampai keliru memutuskan," tegas Presiden.

Jokowi mengatakan bahwa pemerintah ingin masyarakat produktif kembali.

Masyarakat tetap berpenghasilan namun tetap aman dari penularan dengan menjaga protokol kesehatan.

" Tetapi, kita juga harus melihat kondisi masyarakat sekarang ini."

"Kondisi yang terkena PHK, kondisi masyarakat yang tidak berpenghasilan lagi."

"Ini harus dilihat. Kita ingin masyarakat produktif dan tetap aman dari Covid," cetusnya.

Quote