Ikuti Kami

Penanganan Bencana, Ganjar Tekankan Gotong Royong

Gotong royong membuat semangat masyarakat tumbuh dan yakin akan dibantu dan mereka juga saling bantu.

Penanganan Bencana, Ganjar Tekankan Gotong Royong
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Semarang, Gesuri.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pemerintah dan lapisan masyarakat di daerah itu selalu mengedepankan nilai gotong royong dalam menghadapi ancaman bencana alam yang datang.

"Prinsipnya adalah nilai gotong royong yang disampaikan sehingga kita bisa saling memahami apa yang terjadi," kata dia saat menjadi salah satu narasumber pada diskusi virtual Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana yang dipantau di Jakarta, Senin (12/10).

Adanya sikap gotong royong yang diterapkan warga serta relasi pemerintahan yang cukup baik dengan BNPB, BMKG dan instansi lainnya membuat masyarakat yakin bisa menghadapi apabila terjadi bencana.

Baca: Penanganan Bencana, Rifqi Usulkan Rapat Lintas Komisi

"Itu yang membuat semangat masyarakat tumbuh dan yakin akan dibantu dan mereka juga saling bantu," kata Ganjar Pranowo.

Ia mengatakan setidaknya terdapat lima gunung api aktif di Jawa Tengah, kemudian provinsi tersebut juga dilintasi beberapa sesar aktif. Pada selatan Jawa Tengah terdapat zona megathrust Jawa dengan segmen Jawa Tengah.

Kondisi tersebut menyebabkan wilayah kabupaten dan kota di Jawa Tengah berada dalam risiko bencana. Berdasarkan indeks risiko bencana Indonesia (IRBI) pada 2018, provinsi itu memiliki indeks risiko 146,47 (tinggi) atau urutan ke-17 secara nasional.

Untuk menghadapi ancaman risiko bencana tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah melakukan kerja sama dan koordinasi yang kuat bersama pihak-pihak terkait mulai dari, bupati, wali kota, BPBD, BMKG, Palang Merah Indonesia dan sebagainya.

Bahkan, saat ini pemerintah setempat juga telah mendorong lahirnya desa tangguh bencana yang bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi.

"Kita juga mulai mengajak ibu-ibu hingga anak-anak agar peduli dan bisa paham serta bisa bersikap maupun bertindak bila terjadi bencana," ujarnya.

Adanya sejumlah upaya-upaya dan sikap gotong royong yang dilakukan tadi membawa hal positif dimana indeks risiko bencana di provinsi itu semakin turun sejak 2015 hingga 2018.

Baca: Penanganan Bencana, Puan Tekankan Sinergi Antarlembaga

Tercatat pada 2015 indeks risiko bencana Jawa Tengah yaitu 157,73 kemudian pada 2016 turun menjadi 150,92, selanjutnya 2017 sebesar 149,16 dan 2018 yakni 146,47.

"Ini menunjukkan bahwa masyarakat bisa menyiapkan diri, keluarga dan wilayahnya masing-masing," katanya.

Secara umum selama 10 tahun terakhir, tren kejadian bencana alam yang terjadi di daerah itu cukup bervariasi. Namun, kejadian tanah longsor, angin puting beliung dan banjir lebih tinggi dari bencana alam lainnya.

Quote