Ikuti Kami

Risma-Delegasi UCLG Aspac Tanam Pohon di Taman Harmoni

Sekitar 100 batang pohon dengan lima jenis tanaman yang ditanam, 25 pohon Bisbul, 25 Kepel, 25 Nagasari , 13 Zaitun, dan 12 Namnam.

Risma-Delegasi UCLG Aspac Tanam Pohon di Taman Harmoni
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Surabaya, Gesuri.id - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersama delegasi United Cities and Local Government (UCLG) Asia Pacifik (Aspac) melakukan penanaman pohon bersama di eks insenerator Taman Harmoni, Keputih, Kota Surabaya, Jatim, Sabtu (15/9).

"Tempat ini dulunya adalah TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah. Kurang lebih 25 tahun tidak digunakan. Kemudian saya mencoba dengan segala keterbatasan dana, saya mencoba mengubah eks TPA sampah ini menjadi taman kota," kata Wali Kota Risma kepada para delegasi UCLG Aspac.

Baca: Risma Terpilih Jadi Presiden UCLG-Aspac

Ada sekitar 100 batang pohon dengan lima jenis tanaman yang ditanam di Taman Harmoni dengan perincian 25 pohon Bisbul, 25 Kepel, 25 Nagasari, 13 Zaitun, dan 12 Namnam.

Menurut Risma, tanam pohon bersama ini sebagai simbol semangat untuk saling menghargai, mendukung dan membantu satu sama lain, untuk pengembangan menuju kota yang berkelanjutan di Asia-Pasifik.

Risma mengatakan Taman Harmoni ini memiliki luas sekitar 60 hektare dengan lokasinya terbagi menjadi dua sisi yakni barat dan timur. Masing-masing sisi, memiliki luas sekitar 30 hektare.

Selain itu, lanjut dia, di kawasan tersebut dulunya juga terdapat tempat permukiman yang kumuh. Kendati demikian, ia kemudian berinisiatif untuk menjadikan kawasan ini taman dan membangun rumah susun untuk relokasi rumah-rumah warga tersebut.

"Tadi malam (14/9), bapak ibu menyusuri Sungai Kalimas, sepanjang sungai itu dulunya juga ada rumah-rumah kumuh. Namun kami pindahkan ke rusun di sini," ujar Presiden UCLG Aspac yang baru terpilih dalam Kongres UCLG Aspac di Surabaya pada Kamis (14/9) .

Di sekitar Taman Harmoni, juga terdapat sebuah eks insenerator. Namun, sejak eks TPA sampah Keputih ditutup dan direlokasi ke kawasan Benowo, alat tersebut sudah tidak lagi difungsikan. 

Menurut ia, di TPA yang baru itu, pemkot dapat menghasilkan 11 megawatt (MW) listrik. Bahkan, ia juga memastikan akan mengubah bekas eks insenerator itu menjadi "co-working space" atau tempat berkumpulnya anak-anak muda kreatif di Surabaya.

"Kedepannya bekas eks insenerator itu sesuai dengan perencanaan bersama, akan kita jadikan sebagai co-working space," katanya.

Risma mentatakan pada 2040, dunia akan mengalami bonus demografi. Karena itu, lanjut dia, Pemerintah Kota Surabaya telah menyiapkan berbagai program untuk menghadapi hal tersebut, salah satunya membangun "co-working space".

"Tujuannya agar anak-anak muda bisa memulai usahanya sendiri di 'co-working space' tersebut," katanya.

Sejak awal menjabat sebagai Wali Kota Surabaya, Risma mengaku terus berupaya mengurangi tumpukan sampah di TPA, salah satunya dengan mengajak warga untuk ikut berpartisipasi bersama pemerintah kota khususnya dalam mengolah limbah sampah menjadi barang yang lebih bermanfaat.

Baca: Risma Harap Kongres UCLG-ASPAC ke-7 Beri Solusi

"Kalau hanya pemerintah yang mengelolah itu sangat besar biayanya. Maka dari itu, saya buat rumah-rumah kompos. Tujuannya, pertama untuk menekan biaya bahan bakar, dan kedua menciptakan masyarakat peduli lingkungan," katanya.

Usai melakukan penanaman pohon, beberapa delegasi UCLG, empat di antaranya dari Bangladesh, India, Korea Selatan dan Filipina melanjutkan perjalanan ke beberapa tempat wisata di Kota Surabaya.

Quote