Ikuti Kami

Syaripuddin Dorong Indonesia Lawan Aneksasi Israel

Syaripuddin mendorong partisipasi Indonesia untuk menggalang kekuatan dunia melawan rencana aneksasi Israel atas Palestina.

Syaripuddin Dorong Indonesia Lawan Aneksasi Israel
Wakil Ketua DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) M. Syaripuddin.

Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) M. Syaripuddin mendorong partisipasi Indonesia untuk menggalang kekuatan dunia melawan rencana aneksasi Israel atas Palestina.

Politikus PDI Perjuangan itu mengatakan, sesuai kampanye Indonesia "a true partner for world peace" dalam statusnya sebagai anggota tidak tetap DK PBB, Indonesia harus berperan sebagai motor penggerak perdamaian dunia guna mengatasi berbagai isu sensitif dan konflik dengan mengedepankan pendekatan konstruktif.

"Hampir 50 pakar independen PBB menilai tindakan Israel merupakan pelanggaran serius terhadap Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Konvensi Jenewa. Maka sudah sangat tepat apabila Indonesia melakukan manuver Politik untuk melawan rencana Israel tersebut," tegas Syaripuddin. 

Baca: Dubes Palestina: PDI Perjuangan Makin Peduli Palestina

Dia melanjutkan, gerakan perlawanan aneksasi Israel atas Palestina merupakan pengimplementasian dan pembumian Pancasila.

Pancasila sebagai pandangan komprehensif dunia memuat nilai Peri  Kemanusiaan. Selain itu menurut Bung Karno, peri-kemanusiaan merupakan bahasa dunia, karena ia berbicara mengenai pria dan perempuan, artinya ia berbicara manusia.

Dan karens itu, maka ia berbicara tali hubung antar masyarakat dunia. 

"Peri-kemanusiaan merupakan Internasionalisme. Sekaligus peri-kemanusiaan adalah bentuk nasionalisme kita. Maka nasionalisme kita linier dengan internasionalisme," ujar Syaripuddin. 

Saat ini, lanjut Syaripuddin, dunia internasional bukan saja diributkan dengan permasalahan pandemi COVID – 19 yang menimbulkan dampak destruktif di segala aspek kehidupan, tetapi juga rencana Israel untuk melakukan aneksasi terhadap Palestina. 

Kemungkinan terburuknya, apabila hal ini terealisasikan maka Ibu Kota Negara Palestina yaitu Yerusalem sangat mungkin berpindah ke Kota Abu Dis.

"Kehadiran Indonesia menjadi suatu keharusan ditengah isu permasalahan ini. Bukan saja sesuai dengan sikap politik bebas aktifnya dan titah tugas sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB, tapi amanat Pancasila dan groundnorm kita UUD NRI 1945 menjadi kewajiban yang tak terelakan," ujar Syaripuddin. 

Baca: Pemindahan Ibu Kota Palestina Bentuk Ketidakadilan Baru

Dia melanjutkan, Bung Karno acap kali memperingati pentingnya persaudaraan dan persatuan dunia dalam kesetaraan. Salah satunya dalam pidato beliau di muka Sidang Umum PBB Ke- XV tanggal 30 September 1960 dengan judul *“To Build World A New” yang menghajar pihak–pihak pelaku penindasan yang menghalangi cita–cita tersebut. 

Dalam konteks isu Palestina dan Israel, Bung Karno selalu teguh untuk membela Palestina hingga kekuasaannya berakhir. Sering kali beliau menunjukan ketegasan sikap pada pendiriannya menolak Israel.

"Pada pidato kemerdekaan Indonesia yang ke-21, Soekarno mengungkapkan bagaimana Indonesia harus bangga sebagai bangsa yang konsekuen, berjiwa kemerdekaan, anti imperialisme, serta secara aktif tidak mengakui Israel. Lalu pada Pada tahun 1962, ia juga pernah menyampaikan bahwa, 'Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel'," tegas Syaripuddin.

Quote