Ikuti Kami

Uji Coba Perdana PTM, Putra Nababan Sidak Sekolah di Jaktim

Tiap ruang kelas sudah disediakan petugas pengawas untuk melakukan pengecekan suhu tubuh serta disediakan masker & hand sanitizer.

Uji Coba Perdana PTM, Putra Nababan Sidak Sekolah di Jaktim
Anggota Komisi X DPR RI, Putra Nababan.

Jakarta, Gesuri.id - Hujan rintik mewarnai hari pertama uji coba perdana pembelajaran tatap muka (PTM) di sejumlah sekolah di DKI Jakarta selepas kurang lebih setahun mengalami vakum kegiatan fisik sekolah akibat pandemi yang belum berakhir.

Sejak pagi kesibukan menyambut datangnya para siswa didik SMA kelas 11 dan 12 terlihat di SMA Diponegoro 1 Rawamangun Jakarta Timur. Beberapa petugas dan guru dengan sigap menyambut kedatangan para siswa tersebut.
 
"Selamat datang nak, disiapkan surat pernyataan orang tua ya nak!" teriak salah satu petugas sekolah sambil sigap menyiapkan termo gun untuk dibidik ke tubuh siswa. 

Sambil membaca surat pernyataan tersebut, petugas itu kemudian mengarahkan siswa tersebut ke arah utara sekolah menuju ruang kelas yang dimaksud. 

Baca: Teguh Tegaskan Pelaksanaan PTM Tergantung Kesiapan 3 Unsur

"Oke nak, kamu masuk di kelas III IPS lantai 2 jangan lupa cuci tangan dan pakai handsanitizer lebih dulu," kata petugas itu sambil mengarahkan siswa menuju selasar untuk cuci tangan.

Sejurus kemudian Anggota Komisi X DPR RI, Putra Nababan menginjakan kaki di lapangan basket SMA Diponegoro dan langsung melakukan peninjauan. Putra langsung menuju ruang kelas di lantai 2 gedung sekolah sambil memperhatikan rambu-rambu prokes yang sudah tersedia di sekolah tersebut seperti rambu naik dan turun tangga yang sudah terpisah, wastafel cuci tangan, masker media satu boks di tiap kelas lengkap dengan petugas jaganya. Bahkan hand sanitizer juga sudah twrsedia, denah kelas hingga tempat sampah masker juga tersedia.

Putra segera menuju salah satu ruangan kelas di lantai dua tersebut. Di dalam ruangan sudah tertata tapi berjarak 15 bangku dan meja untuk satu orang. Bukan lagi meja panjang yang bisa diisi dua orang siswa. Jarak antar meja juga sudah dibuat berjarak. Kebetulan kelas itu diisi 9 orang siswa kelas XI yang memang sudah mengantongi ijin dari orang tua untuk ikut belajar di sekolah.

"Selamat pagi anak-anak! Gimana rasanya kalian bisa belajar lagi di kelas? Udah setahun tidak ke sekolah" sapa Putra Nababan kepada anak anak di ruang kelas.

"Senaaaaaaaaaangggggg," koor mereka serempak.

Putra pun menanyakan kondisi mereka selama belajar di rumah termasuk memeriksa apakah mereka membawa botol minuman sendiri dan makanan ringan
 
"Tadi ke sekolah dianter atau ada yang naik angkot?" tanya Putra lagi.

"Dianter pak!" Celetuk salah satu siswa

Baca: Ganjar Siapkan 140 Sekolah Laksanakan Uji Coba PTM

Kepada guru yang sedang mengajar di kelaa itu, Putra menanyakan kegiatan mengajar hari itu.

"Kebetulan di sekolah ini mengajar hanya tiga jam dan sistem hybrid dengan anak anak yang ikut belajar dari rumah" kata guru di kelas tersebut.

"Baik anak anak yang penting ikuti pelajaran dengan baik dan setelah selesai langsung pulang ke rumah ya jangan mampir-mampir !" pesan Putra kepada mereka.

Secara umum semua ruangan kelas di lantai 1 dan 2 digunakan untuk proses belajar mengajar. Tiap ruang kelas sudah disediakan petugas pengawas untuk melakukan pengecekan suhu tubuh lengkap dengan perlengkapan masker dan hand sanitizer. Guru yang bertugas juga hanya 3- 4 jam di sekolah selebihnya melakukan daring. Dan yang terpemting adalah semua guru dan petugas sekolah juga sudah divaksin.

Ketua Yayasan SMA Diponegoro Imam Parikesit mengaku senang mendapat kunjungan tersebut. Ini menandakan adanya kepedulian dan perhatian dari Anggota DPR.
 
"Tentunya Pak Anggota Dewan bisa melihat langsung kondisi belajar mengajar di hari pertama ujicoba tatap muka ini apakah sudah sesuai dengan prokes atau belum, dan kami berharap ujicoba inj berjalan lancar sehingga ke depannya sekolah tatap muka bisa berjalan kembali," katanya.

Baca: Jelang Pelaksanaan PTM, Ini Permintaan Ganjar ke Gibran

Menurut Parikesit, agar sekolah bisa ikut ujicoba mereka harus lolos dua kali asesment dan satu kali pengecekan fisik dan non fisik.

"Memang mengurus ujicoba ini sangat repot karena harus memenuhi semua persyaratan baik itu dari dinas pendidikan, dinas kesehatan hingga puskesmas," ujar Parikesit.

Dia pun berharap ujicoba di sekolah bisa sukses dan sekolah tatap muka bisa berjalan lagi. "Sehabis ini kita mau melakukan evaluasi internal tentang pelaksanaan ujicoba hari ini," pungkas Parikesit.

Selepas kunjungan ke SMA Diponegoro, Putra Nababan juga melanjutkan sidaknya ke SMP St Fransiskus 2 di Pulo Gadung, Jakarta Timur.

Quote