Ikuti Kami

Hendi Ajak Warga Peringati Pertempuran Lima Hari Semarang

Warga Semarang harus memaknai dan menghargai pengorbanan para pejuang dengan peringatan yang digelar itu.

Hendi Ajak Warga Peringati Pertempuran Lima Hari Semarang
Drama teatrikal pertempuran 5 hari di Semarang

Semarang, Gesuri.id  - Setiap tanggal 14 Oktober, selalu diperingati sebagai pertempuran lima hari di Semarang. Untuk itu Walikota Semarang Hendrar Prihadi kembali mengajak warga Semarang untuk memperingati aksi pertempuran puluhan pemuda Semarnag dalam menghalau penjajah Jepang.

"Warga Semarang harus memaknai dan menghargai pengorbanan para pejuang dengan peringatan yang digelar itu. Kita harus selalu ingat bagaimana beratnya perjuangan para pejuang kita terdahulu dalam mempertahankan kemerdekaan. Agar kita dapat lebih menghargai hasil dari kemerdekaan yang kita rasakan saat ini," kata Hendi, kemarin saat menyaksikan drama teatrikal mengenang peristiwa bersejarah Pertempuran Lima Hari di Semarang, yang terjadi dalam rentang waktu 14 Oktober hingga 19 Oktober 1945 silam.

Turut menyaksikan drama teatrikal tersebut Kapolda Jawa Tengah, Irjen. Pol. Condro Kirono serta seluruh Forkopimda Kota Semarang.

Baca : Menjelajah Kuliner Kekinian Wali Kota Hendrar Prihadi

Lewat drama teatrikal, Hendi pun mengajak warga Semarang untuk menyaksikan aksi teatrikal dengan tata lampu dan teknik pencahayaan yang dinamis sehingga mengundang pehatian masyarakat baik dari dalam maupun luar kota Semarang. Dalam aksi teatrikal tersebut, puluhan pemuda berlarian membawa bambu runcing menghadang tentara Jepang yang bersenjatakan senapan dan senjata tajam. Pertempuran pun pecah antara pemuda Kota Semarang dengan pasukan penjajah Jepang.

Dentuman meriam serta rentetan senjata menggema. Pekikan semangat perjuangan tak henti-hentinya diteriakkan oleh para pemuda Kota Semarang untuk mempertahankan bendera merah putih terus tegak berkibar. Waktu itu, tentara Jepang enggan menyerahkan senjatanya pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 sehingga memicu perlawanan dari pemuda Kota Semarang.

Pada pertempuran 5 hari di Semarang, ada salah satu pahlawan yang ikut gugur yaitu dr. Kariadi. Dia menjadi salah satu tokoh kunci yang mengetahui kalau Reservoir atau sumber pemasok air di kawasan Siranda, Kota Semarang diracun oleh penjajah Jepang.

Mendengar kabar itu dr. Kariadi selaku Kepala Laboratorium Purusara mengecek ke Siranda. Namun ketika perjalanan pulang dia ditangkap dan gugur di tangan pasukan Jepang.

Baca : Wali Kota Semarang Gratiskan Pajak Bumi dan Bangunan

Kemarahan pemuda dan pejuang pun semakin terkendali hingga perlawanan terhadap Jepang terjadi. Adegan pertempuran pun diperagakan dan tergambar banyak nyawa melayang dari kedua belah pihak.

Faktanya, Pertempuran Lima Hari di Semarang tidak hanya berada di satu titik kawasan Tugu Muda Kota Semarang saja, namun menyebar di seluruh wilayah Kota Semarang. Hanya saja, yang menjadi alasan kegiatan peringatan tersebut dilakukan di kawasan Tugu Muda, karena monumen itu memang didedikasikan untuk mengenang pertempuran tersebut.

Di sisi lain, kawasan Tugu Muda Kota Semarang juga merupakan pusat konsentrasi Pertempuran Lima Hari di Semarang. Pada kawasan tersebut kala itu banyak mayat bergelimpangan baik dari para pemuda pejuang maupun tentara Jepang, bahkan sungai kecil di samping Lawang Sewu pun jadi tempat meletakkan mayat.

Quote