Ikuti Kami

Banteng Surabaya: Kenaikan Harga BBM Untuk Selamatkan APBN

Kebijakan menaikkan bahan bakar minyak (BBM) merupakan keputusan yang sulit, tapi semua itu demi untuk menyelamatkan APBN.

Banteng Surabaya: Kenaikan Harga BBM Untuk Selamatkan APBN
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Surabaya Syaifudin Zuhri.

Surabaya, Gesuri.id - Fraksi PDI Perjuangan DPRD Surabaya, Jawa Timur, menyikapi kebijakan menaikkan bahan bakar minyak (BBM) merupakan keputusan yang sulit, tapi semua itu demi untuk menyelamatkan APBN.

"Ini memang sulit. Tapi ada yang lebih penting dari semua itu yakni menjaga keberlangsungan negara," kata Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Surabaya Syaifudin Zuhri di Surabaya, Kamis (8/9).

Menurut dia, sikap fraksi dalam hal kenaikan BBM ini selaras dengan kebijakan Pemerintah Pusat. Selain itu, lanjut dia, keputusan pemerintah tersebut juga menjadi momentum perbaikan pemberian subsidi BBM kepada masyarakat agar lebih maksimal.

Baca: Yulian Tolak Rencana Pembagian Kompor Listrik Gratis

Mengenai pro dan kontra di masyarakat terkait kenaikan BBM, Syaifudin berharap pemerintah lebih intensif dalam mensosialisasikan dengan bahasa yang mudah dimengerti masyarakat.

"Pro kontra bagian dari sistem demokrasi. Maka perlu disikapi dengan bijak," kata dia.

Pemerintah Kota Surabaya sendiri menargetkan penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM) senilai Rp300 ribu kepada 97.981 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) bakal selesai 14 hari.

"Jadi Insya Allah dalam kurun waktu itu, kami optimistis bisa menyelesaikan penyaluran ke 97.981 KPM," kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya Anna Fajriatin.

Anna mengatakan, penyaluran BLT BBM dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI itu sebelumnya dilakukan secara door to door atau dari rumah ke rumah di wilayah utara Surabaya sejak Sabtu (3/9). Sedangkan saat ini, dia bersama jajarannya menyalurkan bantuan tersebut di wilayah selatan.

Baca: Mercy Ingatkan BLU di Sektor Pendidikan Tak Merugikan

Pakar ekonomi Universitas Airlangga (Unair) Wisnu Wibowo mengatakan, saat ini memang ada penurunan harga BBM yaitu sekitar USD 85 per barel di dunia, tapi asumsi APBN untuk BBM hanya USD 63 per barel.

"Ini yang membuat sistem fiskal kita jebol. Jadi penyesuaian harga ini adalah alternatif yang bisa ditempuh pemerintah untuk menyelamatkan APBN," ujar Wisnu.

Menurut dia, keputusan pemerintah menyesuaikan harga BBM saat ini sudah sangat tepat. Seperti diketahui, sejak awal tahun harga minyak mentah dunia terus merangkak naik. Bahkan pada Bulan Maret sempat tembus lebih dari USD 100 per barel.

Pemerintah telah mengumumkan kenaikan BBM subsidi jenis Pertalite, solar dan BBM non-subsidi jenis Pertamax pada Sabtu (3/9/2022) tepatnya pada pukul 13.30 WIB

Adapun perinciannya adalah harga Pertalite yang awalnya sebesar Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, solar dari harga Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter dan harga Pertamax meningkat dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.

Quote