Jakarta, Gesuri.id – Hujan rintik-rintik turun perlahan membasahi Jalan Perak, Kota Bangun, Medan Deli, pagi itu. Aroma tanah basah dan ilalang yang menunduk lembut di kiri-kanan jalan seolah menyambut langkah dr Sofyan Tan, Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, yang tengah menyusuri pelosok kota di pinggiran Sungai Deli dalam rangkaian tugas legislatifnya.
Tak ada panggung megah, tak ada pengeras suara. Hanya senyum tulus dari para guru dan Kepala Sekolah SMP Suci Murni, sekolah sederhana yang selama puluhan tahun berdiri dengan keprihatinan. Sekolah tersebut adalah tempat sejumlah pelajar dari keluarga miskin belajar menimba ilmu.
Sofyan Tan dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa kedatangannya dalam rangka pengawasan atas bantuan pembangunan revitalisasi sekolah yang diajukannya melalui jalur aspirasi Komisi X DPR RI.
Baca: Ganjar Dukung Gubernur Luthfi Hidupkan Jogo Tonggo
Sekaligus ingin memastikan bahwa anggaran digunakan sesuai dengan peruntukannya dan tidak sedikitpun disalahgunakan.
“Sekolah ini dipilih karena isinya adalah siswa dari keluarga miskin sekitar Kota Bangun. Orang-orang di sini umumnya bekerja di kebun sayur. Jadi biar siswanya bangga bisa sekolah di sini setelah ada bangunan yang baru berdiri sebagai hadiah tahun baru nanti,” ungkap Sofyan Tan, Senin (20/10).
SMP Suci Murni berdiri sejak tahun 1984. Hingga hari ini, sekolah ini tetap berdiri di balik bayang-bayang keterbatasan. Dengan total hanya 50 siswa dari kelas 7 hingga 9, mereka belajar di ruang-ruang kelas milik SD yang masih mereka tumpangi karena belum memiliki bangunan sendiri. SMP Suci Murni selama ini belum pernah mendapat bantuan apapun.
“Saya mengajar di sini sejak 1998. Jadi kepala sekolah tahun 2019. Bantuan ini seperti mimpi yang akhirnya menjelma nyata, luar biasa.” ujar Kepala Sekolah SMP Suci Murni Khadijah, yang tak kuasa menahan haru saat menceritakannya.
Menurutnya, selama empat tahun terakhir ia berjuang mengurus berkas demi berkas, berharap satu hari sekolahnya bisa tersentuh pembangunan pemerintah.
“Terharu sampai berkaca-kaca mata saya. Akhirnya perjuangan saya tidak sia-sia. Semua ini bisa terjadi karena Pak Sofyan Tan, yang sejak awal memang selalu menepati janjinya,” tambah Khadijah.
Kisah mengharukan lainnya terjadi saat Khadijah mendapat panggilan untuk mengikuti sosialisasi bantuan revitalisasi di Jakarta. Awalnya ia sempat bingung dari mana harus membiayai perjalanan tersebut. Namun ternyata akomodasi perjalanannya dibiayai pemerintah. “Saya bilang, mana ada uang saya? Eh ternyata udah diongkosin,” ujarnya sambil tersenyum kecil, mengenang momen yang menjadi titik balik perjalanan sekolah itu.
Baca: Ganjar Tegaskan Pemuda Harus Benar-benar Siap
Kini, melalui program Revitalisasi Satuan Pendidikan, SMP Suci Murni akan segera memiliki 3 ruang kelas baru, 1 ruang laboratorium komputer, dan 1 ruang perpustakaan. Proyek revitalisasi dijadwalkan rampung dalam 114 hari kalender, dengan batas akhir hingga 15 Desember mendatang.
Selain SMP Suci Murni, sekolah lain yang turut menerima bantuan adalah SD Swasta Galileo Plus Mabar Jalan Mangaan I, Link VIII, Medan Deli. Sekolah ini mendapatkan pembangunan dua ruang lokal baru serta renovasi sembilan ruang kelas dengan total anggaran sebesar Rp773 juta.
Langkah ini, menurut Sofyan Tan, merupakan bagian dari komitmennya dalam memperjuangkan pendidikan yang merata dan berkeadilan, terutama di wilayah-wilayah yang selama ini jarang tersentuh program pembangunan.