Ikuti Kami

Kader Banteng Cek ke SMAN 2 Kota Depok

Untuk memastikan kebenaran kabar yang beredar bahwa siswa Nasrani tak diberi kesempatan untuk lakukan Ibadah pagi.

Kader Banteng Cek ke SMAN 2 Kota Depok
Anggota DPRD Kota Depok Ikravany Hilman,

Depok, Gesuri.id - Anggota DPRD Kota Depok Ikravany Hilman bersama Fransiskus Samosir dari Fraksi PDI Perjuangan mendatangi SMA Negeri 2 Depok untuk memastikan kebenaran kabar yang beredar bahwa siswa Nasrani tak diberi kesempatan untuk lakukan Ibadah pagi. 

Tindakan tersebut sudah masuk sebagai dugaan intoleran dan diskriminatif. 

Dikatakan Ikra, pihaknya sudah bertemu siswa, guru, wakil kepala sekolah, dan kepala sekolah terkait hal ini. Pihak sekolah mengakui ada keteledoran untuk menyediakan ruangan bagi para siswa untuk kegiatan doa pagi yang dimulai pada pukul 06.45 hingga 07.00 sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. 

Baca: Imam Turidi Soroti Penanganan Sampah di Kota Depok

“Ruangan yang biasanya disediakan, pada hari itu tidak bisa digunakan karena hampir setengahnya penuh dengan karung yang berisikan seragam baru bagi siswa baru. Akhirnya mereka direlokasi ke ruangan serbaguna di lantai dua. Tapi sampai disana ruangan masih terkunci dan karena tidak bisa menunggu untuk dibukakan kuncinya maka kegiatan Ibadah dilakukan di selasar ruangan serbaguna tersebut,” papar Ikra kepada wartawan, Jumat (7/10). 

Sekolah, kata dia, tidak sensitif untuk bisa mengetahui kebutuhan siswanya. Sekolah juga harus memiliki mekanisme untuk memininalisir intoleransi. Serta mampu memecahkan masalah. 

“Jangan berangapan seolah tak ada diskiriminasi dan intoleransi. Semua bisa terjadi,” ujar Ikra.

Diungkap Ikra, pihak sekolah mengakui keteledoran mereka dan berjanji memperbaiki SOP penyediaan ruangan kelas untuk kegiatan doa pagi. Nantinya, pukul 06.30 ruangan untuk kegiatan sudah akan disediakan. 

Sehingga siswa bisa langsung masuk untuk menggunakan ruangan. Sementara itu, Kepala SMA Negeri 2 Depok Wawan Ridwan menuturkan pada hari Kamis tanggal 29 September 2022 ruangan multi guna yang biasa digunakan untuk kegiatan doa pagi, dipenuhi dengan seragam yang akan dibagikan pada siswa kelas X sehingga ruangan itu berantakan. 

Pada hari Jumat 30 September 2022, akhirnya kegiatan doa pagi dipindahkan ke ruang pertemuan di lantai 2. Pemindahan ini mengalami keterlambatan karena petugas kebersihan terlambat membuka pintu ruangan. 

“Jika terdapat di foto siswa-siswa berdiri dan duduk di selasar itu karena sedang menunggu ruangan dibukakan. Akhirnya setelah dibuka mereka mengikuti kegiatan doa pagi di ruangan pertemuan. Untuk selanjutnya, hingga kini, kegiatan Doa Pagi dilakukan kembali di ruangan multi guna seperti biasanya lagi,” ujar Wawan Ridwan saat ditemui di sekolah, Jumat (7/10). 

Baca: HTA Minta Wali Kota Depok Harus Siap Dikritik & Jangan Baper

Selain itu perihal adanya perkataan akan membubarkan kegiatan rohani Kristen maka hal itu tidak benar. Dikatakan Wawan itu dikarenakan sepanjang kegiatan Penilaian Tengah Semester (PTS) kegiatan ekstrakurikuler memang dihentikan sejenak, tidak hanya untuk kegiatan rohani Kristen saja tetapi semua ekstrakurikuler. 

“Saat ini kegiatan ekstrakurikuler sudah kembali berjalan sejak 3 Oktober 2022,” kata Wawan. 

Kepala sekolah bersama Wakasek Kesiswaan menegaskan bahwa tidak ada praktek diskriminasi terhadap kelompok agama tertentu di SMA Negeri 2 Depok. Selain itu seluruh kegiatan keagamaan di SMAN 2 Depok sudah terfasilitasi dengan baik oleh sekolah. 

“Tidak ada larangan apapun untuk mengadakan kegiatan agama di SMAN 2 Depok, tidak ada pembubaran ekstrakurikuler hingga saat ini,” pungkas Wawan.

Quote