Ikuti Kami

Nekat Mudik? Bupati Yuni: Masuk Rumah Hantu, Kunci dari Luar

Bupati Yuni: Jika masih ada yang nekat, saya persilakan desa untuk melakukan langkah tegas.

Nekat Mudik? Bupati Yuni: Masuk Rumah Hantu, Kunci dari Luar
Ilustrasi. Penampakan gudang kosong di Desa Sepat Masaran Sragen yang digunakan sebagai rumah isolasi atau rumah hantu untuk mengarantina pemudik yang nekat bandel tidak mau menaati aturan karantina mandiri di rumah. (Foto/Wardoyo)

Sragen, Gesuri.id - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati memastikan pemudik yang ngeyel emoh dikarantina bakal dimasukkan ke rumah berhantu. Yuni juga menegaskan pemudik ngeyel itu bakal dikunci dari luar.

Baca: Ternyata Ucapan Anies Tak Bisa Dipegang

"Jika masih ada yang nekat, saya persilakan desa untuk melakukan langkah tegas. Kalau ada rumah kosong dan berhantu, masukkan di situ. Kunci dari luar," kata Yuni, Senin (20/4).

Yuni menyebut keputusan ini diambil karena banyak menerima laporan soal pemudik yang bandel saat isolasi mandiri. Yuni menceritakan sudah ada dua desa yang melaporkan warganya yang bandel saat karantina ini.

"Kalau memang ngeyel silakan. Sudah ada dua desa yang lapor ke saya. Satu di Kecamatan Plupuh dan satu lagi di Desa Sepat Kecamatan Masaran, tapi saya minta makanan mereka diperhatikan. Kesehatan juga terus dipantau," ujar Yuni.

Sementara itu, aparat desa Sepat, Kecamatan Masaran menyebut ada tiga orang yang dikarantina paksa. Tempat karantina di desa tersebut diakuinya sudah lama tidak dihuni sehingga memiliki kesan angker.

"Karena kemarin konsultasi sama bupati, kita dibolehkan melakukan karantina para pemudik yang bandel. Akhirnya dipilih lokasi itu. Gedungnya lama nggak dipakai sehingga kesannya rumah hantu gitu. Kita bersihkan kita kasih tempat tidur bersekat," terang Kepala Desa Sepat, Mulyono.

Baca: Adian Minta Menteri BUMN Ungkap Siapa Mafia Alkes

Dari ketiga pemudik yang menghuni rumah hantu tersebut, lanjut Mulyono, dijemput oleh Satgas Covid-19 desa karena ketahuan keluar rumah. Meski awalnya enggan, para pemudik tersebut akhirnya menurut setelah diberi pengertian oleh petugas.

"Ya kita memang agak memaksa. Bagaimana lagi, karena ini demi kebaikan seluruh warga. Kami harapkan hal ini menjadi pelajaran bagi warga lain untuk menuruti aturan," terangnya.

Quote