Ikuti Kami

6 Kandidat ini Dinilai Kuat Gantikan Risma di Surabaya

Enam nama itu memiliki modal popularitas dan elektabilitas yang berbeda-beda.

6 Kandidat ini Dinilai Kuat Gantikan Risma di Surabaya
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Surabaya, Gesuri.id - Menjelang pemilihan Wali Kota (Pilwakot) Surabaya yang digelar tahun depan memunculkan enam nama yang potensial untuk diusung DPP PDI Perjuangan menggantikan Wali Kota Tri Rismaharini.

Menurut Direktur Surabaya Consulting Group (SCG), Didik Prasetiyono mereka adalah Whisnu Sakti Buana (Wakil Wali Kota Surabaya), Armuji (Ketua DPRD Kota Surabaya), Puti Guntur Soekarno (DPR RI terpilih), Mohammad Nur Arifin (Bupati Trenggalek).

Dua lainnya ialah Hendro Gunawan dan Eri Cahyadi dari unsur birokrat yang cukup menonjol di Pemkot Surabaya.

Baca: Bupati Anas Dinilai Paling Tepat Jadi Pengganti Risma

"Ada enam nama kandidat yang berpeluang diusung DPP PDI Perjuangan pada Pilwali 2020. Tapi siapa penerus Risma? Bisa diketahui dari aspirasi yang dibawa dua kunci penting PDI Perjuangan Surabaya yakni Risma dan Bambang DH," katanya, Selasa (23/7).

Menurut Didik, keenam nama itu memiliki modal popularitas dan elektabilitas yang berbeda-beda. Pertama adalah Whisnu Sakti Buana. Wakil Wali Kota Surabaya sekaligus mantan Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya dua priode itu memiliki popularitas dan elektabilitas cukup bagus.

"Whisnu adalah kandidat internal yang saat ini berada paling atas, baik secara popularitas maupun elektabilitas," kata Didik. 

Kedua, Puti Guntur Sukarno, merupakan Cucu Bung Karno yang terpilih dengan 139.794 suara sebagai Anggota DPR RI periode 2019-2024 di Dapil Jatim 1 (Surabaya-Sidoarjo). "Bila meneruskan tradisi walikota Perempuan, Mbak Puti merupakan kandidat yang bisa menjadi kejutan," ucapnya.

Ketiga, Armudji, saat ini menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Surabaya dan terpilih kembali dengan 136.308 suara di DPRD Jatim Dapil Jatim I (Surabaya). Perolehan itu tertinggi di Dapil Jatim I. "Pengalaman dan kemampuan elektoral menjadi daya tawar Armudji," pungkas Didik.

Keempat, Mochamad Nur Arifin. Kandidat ini akan muncul jika DPP PDI Perjuangan mempertimbangkan usia sebagai faktor dalam merebut elektoral. "Bupati Trenggalek ini dikenal dekat dengan elit DPP, berpeluang menjadi kandidat alternatif bila terjadi kebuntuan pada nama-nama yang beredar sekarang ini," paparnya.

Kelima dan keenam adalah Hendro Gunawan serta Eri Cahyadi, keduanya birokrat yang cukup menonjol di Pemkot Surabaya. "Bila DPP PDI Perjuangan mempertimbangkan rekam jejak Risma yang sebelumnya juga birokrat, Hendro dan Eri akan menjadi alternatif," tandas Didik.

Baca: PDI Perjuangan Miliki Stok Kader Berkualitas Pengganti Risma

Didik menilai DPP PDI Perjuangan biasa memainkan politiknya dengan memberi kejutan ke publik. Hal ini terlihat ketika DPP menunjuk Awi Sutarwijono sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, menggantikan Whisnu Sakti Buana.
 
"Layaknya permainan catur, langkah yang dilakukan DPP PDI Perjuangan penuh kejutan, dan belum terbaca secara jelas, strategi apa yang sebenarnya ingin dimainkan dalam menyongsong Pilwali 2020. Langkah kejut telah dimulai dengan pergantian kepengurusan DPC PDI Perjuangan Surabaya," jelasnya.

Quote